Amreika Selatan bukanlah tempat strategis
untuk tumbuhnya ayam petarung secara alami. Oleh karena itu jarang sekali ayam
petarung yang merupakan asil endemic Negara Peru. Meskipun di Peru sudah
ditemukan permainan sabung ayam sejak tahun 1500an, tapi mereka belum punya
ayam khas dalam negeri. Kebanyakan ayam petarung di Peru adalah hasil impor
dari Eropa maupun Asia, terutama Eropa. Yang sudah digunakan sebagai ayam
petarung di Peru sejak zaman dahulu adalah ayam dari Spanyol atau Spanish game.
Seperti
dilakukan oleh peternak lain di seluruh dunia, untuk menghasilkan keturunan
yang lebih bagus, maka salah satu jalannya mengawin silangkannya. Membutuhkan
waktu bertahun-tahun utuk menghasilkan ayam jenis baru yang membawa sebagian
sifat dari kedua jenis induknya. Hingga saat ini, yang kita lihat ayam
Brasilian adalah hasil persilangan antara ayam lokal Amerika Selatan
dengan Spanish rooster.
Setelah menghasil
melahirkan ayam petarung yang unggul, maka ayam Peruvian tidak lagi dikawinkan
dengan ayam dari jenis ras lain. Akan tetapi dikawinkan dengan sesama Peruvian
yang unggul sehingga melahirkan generasi terbaru yang lebih baik dari
sebelumnya. Terus menerus hingga saat ini ayam Peru menyebar ke seluruh dunia
dan namanya diakui sebagai salah satu ayam petarung unggulan.
Di Indonesia sendiri
tidak diketahui kapan ayam Peruvian mulai masuk dan diternak oleh masyarakat
Indonesia. Tidak ada sumber sejarah yang jelas. Tetapi yang pasti jumlahnya
saat ini masih sedikit. Artinya masih kalah dengan ayam petarung jenis populer
seperti ayam Bangkok dan Ayam Burma. Meskipun demikian, masih tetap ada juga
yang memelihara maupunberternak ayam Peruvian karena termasuk tergolong langka
hingga harganya yang cukup fantastis.
Di Negara Peru
sendiri sudah sejak dahulu melegalkan sabung ayam. Bahkan aduan ayam mendapat
arena tersendiri yang mereka sebut coliseum. Tidak sedikit jumlahnya arena
sabung ayam yang terdapat di beberapa kota besar seperti ibukota Lima, dari
yang sederhana hingga yang mewah. Hal tersebut menandakan sabung ayam telah
menjadi tradisi Negara di sana. Itulah salah satu factor mengapa ayam Peru
memiliki teknik bertaurng yang bagus.
Ayam Peru, atau ayam Peruvian adalah salah
satu jenis ayam yang banyak dimiliki untuk kepentingan adu ayam atau sabung
ayam. Ayam ini banyak dipilih karena dinilai memiliki kekuatan dan ketahanan
yang lebih baik bila dibandingkan dengan ayam-ayam aduan yang lainnya.Banyak
pemenang sabung ayam yang menggunakan ayam Peruvian sebagai ayam yang dia
pertandingkan, sehinga banyak pula orang yang mencari ayam Peru untuk dirawat
dan ditandingkan dalam arena sabung ayam.
Memang tidak serta merta bila Anda memiliki
ayam Peruvian, maka Anda pasti akan menang pada setiap pertandingan ayam yang
Anda ikuti. Perawatan yang Anda berikan pada ayam Peru yang Anda miliki juga
akan menentukan kualitas ayam Peru milik Anda saat nanti bertanding.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri
juga bahwa potensi dasar ayam Peru yang baik untuk pertandingan ayam juga
berpengaruh pada kesuksesan Anda ketika bertarung nantinya. Oleh karena itu,
penting bagi Anda untuk mengetahui ciri-ciri ayam Peru yang dapat anda gunakan
untuk menilai apakah ayam yang ada di depan Anda itu adalah ayam Peru atau
bukan.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri ayam
Peruvian yang perlu Anda ketahui. Beberapa ciri-ciri mungkin susah diamati dan
membutuhkan kejelian yang lebih agar Anda bisa mengmatinya.
1. Postur tubuh relatif besar
Ciri yang pertama dari ayam peruvian adalah
memiliki postur tubuh yang relatif besar bila dibandingkan dengan ayam-ayam
lainnya. Ukurannya kira-kira sebanding dnegan ukuran badan ayam yang berasal
dari Asia Tenggara. Ukuran ayam Peruvian juga sepadan dengan ukuran ayam Shamo
yang berasal dari Jepang. Ukuran yang besar tersebut juga berpengaruh pada
berat badan ayam Peru. Berat badan ayam Peru bisa mencapai 3,5 kg saat sudah
dewasa, relatif lebih berat bila dibandingkan dengan jenis ayam yang selainnya.
2. Badan agak melengkung atau membungkuk
Ciri ciri ayam Peru berikutnya masih
berkaitan dengan badannya. Ayam Peruvian memiliki bentuk badan yang agak
melengkung atau membungkuk, dengan kata lain tulang belakangnya lebih cenderung
berbentuk melengkung dan tidak lurus. Hal ini memang berbeda dengan beberapa
ayam aduan lain yang mempunyai tubuh tegap. Namun demikian hal ini tidak akan
mempengaruhi agresivitas ayam Peru saat dia sedang dipertandingkan dengan ayam
yang lain pada suatu pertandingan tertentu.
3. Kuping berwarna putih
Ciri ciri fisik berikutnya yang bisa kita
amati pada ayam Peru adalah pada sisi kupingnya. Kuping dari ayam Peruvian yang
asli maka sisi telinganya bakal terdapat warna putih yang menjadi pembedanya
dengan ayam-ayam yang lain. Bila kamu tidak melihat ada ciri ini pada ayam yang
kamu pelihara, bisa jadi itu memang bukan ayam Peruvian, atau letaknya warna
ini tidak terlihat dengan tegas ada pada ayam Peruvian yang kamu miliki. Kadang
kala memang warna telinganya tidak putih, tetapi merah atau oranye mengikuti
warna tubuh paling dominan yang berasal dari induknya. Dengan kata lain, bila
induk sebelumnya berkawin dengan ayam lain yang bukan berasal dari gen Peruvian
murni, bisa jadi ada perbedaan warna pada tubuh atau kupingnya. Baca
juga: Cara Memelihara Ayam Petelur
Sementara itu, warna bulu ayam Peruvian tidak
akan memiliki banyak perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan jenis ayam
yang lain. Warna bulunya, seperti biasanya, adalah berwarna merah hitam
kehijauan dan sejenisnya.
Sesuai dengan namanya, ayam Peru atau
Peruvian merupakan ayam aduan yang berasal dari negara Peru. Sama seperti ayam
Filipina, ayam Peru lebih sering menggunakan piso atau taji ketika bertarung
melawan musuhnya. Ada beberapa ciri ayam Peru asli yang harus diketahui
agar selalu unggul dalam pertarungan dalam arena laga. ayam Peru selalu
menjadi petarung hebat, ada beberapa tips melatih ayam Peru yang
perlu diketahui oleh para penghobi.
Kelebihan Ayam Peru
Seperti yang sudah dijelaskan, ayam Peru
lebih sering berlaga menggunakan taji. Tapi selain itu ayam aduan ini punya
kemampuan yang sangat tinggi dalam bergerak, baik ketika sedang menyerang atau
sedang melakukan pertahanan. Gerakannya sangat lincah dan cepat sehingga mampu
mengecok dan merepotnya lawan-lawannya.
Hasil pukulannya sangat keras dan bersifat
mematikan. Bahkan sangat jarang ada lawan yang berhasil melakukan serangan
balik setelah mendapatkan pukulan dari ayam Peru. Bukan itu saja, ketahanan
tubuhnya juga sempurna sehingga dapat bertarung dalam jangka waktu yang lebih
lama.
Cara Melakukan Latihan pada Ayam Peru
Setidaknya ada tiga tips melatih ayam
Peru yang harus diketahui oleh para penghobi agar ayam sabung miliknya
tersebut selalu menjadi petarung yang hebat dan kuat. Tips pertama, sebaiknya
dilakukan setiap pagi dari jam 7 hingga pukul 10.
Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan dan
kebugaran tubuhnya. Tekniknya, ayam Peru dimandikan dan dilepas di tempat
terbuka, sehingga bisa mendapatkan asupan sinar matahari yang mencukupi. Selain
itu ayam sabung tersebut punya kesempatan untuk belajar melompat, terutama yang
usianya masih kecil.
Tips kedua, di siang hari ayam Peru diberi
latihan untuk menyerang secara aktif dan agresif. Caranya, kasih barbel di
bagian kaki ayam aduan tersebut. Setelah itu diajari melompat serta dicoba
diadu dengan ayam sabung dari jenis yang lain.
Akan tetapi, teknik mengadunya sedikit
berbeda, dimana ayam yang dijadikan lawan berlaga hanya diletakan dalam kandang
saja. Sedangkan ayam Peru yang sedang dilatih tetap berada di luar kandang.
Tujuan dari teknik pelatihan ini yaitu untuk menguatkan mentalnya sehingga bisa
lebih bertindak secara agresif dan garang ketika bertarung di arena aduan
sesungguhnya.
Kemudian untuk latihan yang terakhir atau
ketiga dilakukan pada sore hari. Tujuan utamanya yaitu untuk memperkuat daya
serangan. Tekniknya, ayam Peru diumbar di tempat yang lebih luas lebih dulu.
Setelah itu, kakinya dikencangkan serta
disuruh latihan berlari dengan cara ditarik-tarik. Pola latihan seperti ini
akan membuat ayam sabung tersebut meningkat emosinya. Apabila sudah marah, maka
bisa meningkat pula sifat agresifnya. Sehingga saat bertanding, akan selalu
aktif menyerang.
Ketiga jenis latihan yang disebutkan diatas
bisa dipraktekan dalam waktu satu hari sekaligus, namun sebaiknya hanya
beberapa kali saja dalam seminggu. Apabila terlalu sering dilakukan hasilnya
justru tidak baik dan kurang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar