7 penyakit karena virus
mematikan pada ayam.ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak
ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan.
Tungau (kutuan). Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia.
Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh
dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
ND
merupakan masalah besar dan momok bagi dunia peternakan, karena penyakit ini
dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu
penyebarannya sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas
lainnya.
Menurut para ahli, penyakit ini dapat menular pada
manusia dengan gejala klinis conjuctivitis (radang konjunctiva mata) walaupun
kasusnya sangat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas dan burung liar lainnya
dengan gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernnafasan dan gejala
pencernaan.
Penyakit
ND disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus
atau Paramyxovirus, di mana virus ini dapat menghemaglutinasi darah. Penyakit
ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle
Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukakn virus penyakit ini di
Bogor. Kajadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, di mana menyerang
seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan
pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan.
Penyebaran
penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan
kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan
lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung
liar dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km).
Virus
ND ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan.
Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan ayam, kotoran,
telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas selama
infeksi akut sampai kematian.
Gejala
penyakit ini dapat diamati melalui gejala pernafasan seperti bersin-bersin,
batuk, sukar bernafas, megap-megap dan ngorok; gejala syaraf berupa sayap
terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) serta kepala
dan leher terpuntir (coles) yang merupakan gejala khas penyakit ini.
Kemudian
gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan
leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalalu sudah sembuh
kualitas telurnya jelek, warna abnormal, bentuk dan permukannya abnormal dan
putih telurnya encer. Hal ini disebabkan oleh karena organ reproduksinya tidak
dapat normal kembali. Umumnya kematian anak ayam dan ayam muda lebih tinggi
dibandingkan ayam tua.
Untuk lebih meyakinkan bahwa suatu peternakan benar atau
tidaknya terserang ND, maka tindakan bedah bangkai adalah jalan terbaik dalam
menegakkan diagnosa. Pada kasus ND hasil bedah bangkai berupa gejala khas
penyakit ini, yaitu adanya bintik-bintik merah (ptechie) pada proventriculus
(kantong depan ampela). Selain itu juga terjadi perubahaan pada lapisan usus
berupa pendarahan dan kematian jaringan (nekrosa). Pada organ pernafasan akan
mengalami eksudasi dan kantong udaranya menipis.
Berhubungan
penyakit ND disebabkan oleh virus maka sampai saat ini belum ada satu jenis
obat yang efektif dapat menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND
hanya dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui program
vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan yaitu vaksin
aktif dan vaksin inaktif.
Vaksin
aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, di antaranya yang banyak
digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota.
Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama
sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif.
Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan sama
kekebalan yang ditimbulkan.
Vaksinasi
pertama sebaiknya diberikan paling lambat hari ke-empat umur ayam, karena
penundaan sampai umur dua minggu dan seterusnya akan menghilangkan kemampuan
pembentukan antibodi aktif oleh antibodi induk, sebab pada umur tersebut
antibodi induk sudah tidak berfungsi lagi.
Program
vaksinasi pada ayam pedaging sebaiknya dilakukan pada umur tida hari dan
vaksinasi lanjutan pada umur tiga minggu, sedangkan pada ayam petelur pada umur
tiga hari, empat minggu, tiga bulan dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai
kebutuhan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi
di antaranya:
- Vaksinasi
hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
- Vaksin
segera diberikan setelah dilarutkan
- Hindari
vaksin dari sinar matahari langsung
- Hindari
hal-hal yang dapat menimbulkan stres berat pada ternak
- Cuci tangan
dengan detergen sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi
Mengingat
kerugian ekonomi yang ditimbulan oleh penyakit ND ini sangat tinggi maka jalan
terbaik dalam menanggulanginya adalah dengan menjalankan program manajemen yang
ketat berupa program vaksinasi dan sanitas lingkungan yang baik guna
menghindari penyakit ini sehingga keuntungan akan lebih meningkat.
2. Infeksi bronchitis
Infeksi
bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan
produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk
anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi
pada anak ayam mencapai 40%.
Bila
menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal,
putih teur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang
normal selalu ada di tengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi
dapat dicegah dengan vaksinasi.
3. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi
laryngotracheitis merupakan penyakit pernafasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab:
virus yang diidentifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah
dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian :
- belum ada
obat untuk mengatasi penyakit ini;
- pencegahan
dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4. Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala:
tubuh ayam bagian jengger ayng terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebab:
virus Borreliota avium.
Pengendalian:
dengan vaksinasi.
5. Marek’s
Penyakit
ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas,
akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga
50%.
Pengendalian:
dengan vaksinasi.
6. Gumboro
Penyakit
ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam
umur 3-6 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar