Sabtu, 13 Januari 2018

7 Penyakit ayam yang paling mematikan


7 penyakit karena virus mematikan pada ayam.ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Tungau (kutuan). Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia. Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease.
ND merupakan masalah besar dan momok bagi dunia peternakan, karena penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi (mencapai 100%) dan waktu penyebarannya sangat cepat, baik pada ayam ras, ayam buras maupun jenis unggas lainnya.
Menurut para ahli, penyakit ini dapat menular pada manusia dengan gejala klinis conjuctivitis (radang konjunctiva mata) walaupun kasusnya sangat jarang dijumpai. Sedangkan pada unggas dan burung liar lainnya dengan gejala klinis berupa gejala syaraf, gejala pernnafasan dan gejala pencernaan.
Penyakit ND disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, di mana virus ini dapat menghemaglutinasi darah. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukakn virus penyakit ini di Bogor. Kajadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, di mana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan.
Penyebaran penyakit ini biasanya melalui kontak langsung dengan ayam yang sakit dan kotorannya, melalui ransum, air minum, kandang, tempat ransum/minum, peralatan lainnya yang tercemar oleh kuman penyakit, melalui pengunjung, serangga, burung liar dan angin/udara (dapat mencapai radius 5 km).
Virus ND ditemukan dalam jumlah tinggi selama masa inkubasi sampai masa kesembuhan. Virus ini terdapat pada udara yang keluar dari pernafasan ayam, kotoran, telur-telur yang diproduksi selama gejala klinis dan dalam karkas selama infeksi akut sampai kematian.
Gejala penyakit ini dapat diamati melalui gejala pernafasan seperti bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap dan ngorok; gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) serta kepala dan leher terpuntir (coles) yang merupakan gejala khas penyakit ini.
Kemudian gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan sekitar mata dan leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalalu sudah sembuh kualitas telurnya jelek, warna abnormal, bentuk dan permukannya abnormal dan putih telurnya encer. Hal ini disebabkan oleh karena organ reproduksinya tidak dapat normal kembali. Umumnya kematian anak ayam dan ayam muda lebih tinggi dibandingkan ayam tua.
Untuk lebih meyakinkan bahwa suatu peternakan benar atau tidaknya terserang ND, maka tindakan bedah bangkai adalah jalan terbaik dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus ND hasil bedah bangkai berupa gejala khas penyakit ini, yaitu adanya bintik-bintik merah (ptechie) pada proventriculus (kantong depan ampela). Selain itu juga terjadi perubahaan pada lapisan usus berupa pendarahan dan kematian jaringan (nekrosa). Pada organ pernafasan akan mengalami eksudasi dan kantong udaranya menipis.
Berhubungan penyakit ND disebabkan oleh virus maka sampai saat ini belum ada satu jenis obat yang efektif dapat menyembuhkan penyakit ini. Penanggulangan penyakit ND hanya dapat dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) melalui program vaksinasi yang baik. Ada dua jenis vaksin yang dapat diberikan yaitu vaksin aktif dan vaksin inaktif.
Vaksin aktif berupa vaksin hidup yang telah dilemahkan, di antaranya yang banyak digunakan adalah strain Lentogenic terutama vaksin Hitchner B-1 dan Lasota. Vaksin aktif ini dapat menimbulkan kekebalan dalam kurun waktu yang lama sehingga penggunaan vaksin aktif lebih dianjurkan dibanding vaksin inaktif. Program vaksinasi harus dilakukan dengan seksama dan diperhatikan sama kekebalan yang ditimbulkan.
Vaksinasi pertama sebaiknya diberikan paling lambat hari ke-empat umur ayam, karena penundaan sampai umur dua minggu dan seterusnya akan menghilangkan kemampuan pembentukan antibodi aktif oleh antibodi induk, sebab pada umur tersebut antibodi induk sudah tidak berfungsi lagi.
Program vaksinasi pada ayam pedaging sebaiknya dilakukan pada umur tida hari dan vaksinasi lanjutan pada umur tiga minggu, sedangkan pada ayam petelur pada umur tiga hari, empat minggu, tiga bulan dan selanjutnya tiap empat bulan sesuai kebutuhan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melaksanakan vaksinasi di antaranya:
  • Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang benar-benar sehat
  • Vaksin segera diberikan setelah dilarutkan
  • Hindari vaksin dari sinar matahari langsung
  • Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan stres berat pada ternak
  • Cuci tangan dengan detergen sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi
Mengingat kerugian ekonomi yang ditimbulan oleh penyakit ND ini sangat tinggi maka jalan terbaik dalam menanggulanginya adalah dengan menjalankan program manajemen yang ketat berupa program vaksinasi dan sanitas lingkungan yang baik guna menghindari penyakit ini sehingga keuntungan akan lebih meningkat.
2. Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai 40%.
Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih teur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada di tengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
3. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernafasan yang serius terjadi pada unggas. Penyebab: virus yang diidentifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendalian :

  1. belum ada obat untuk mengatasi penyakit ini;
  2. pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan sanitasi yang ketat.
4. Cacar ayam (Fowl pox)
Gejala: tubuh ayam bagian jengger ayng terserang akan bercak-bercak cacar.  Penyebab: virus Borreliota avium.      
 Pengendalian: dengan vaksinasi.
5. Marek’s
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas, akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. 
Pengendalian: dengan vaksinasi.
6. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur  3-6 minggu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar