Senin, 19 Maret 2018

asal usul ayam peru



Amreika Selatan bukanlah tempat strategis untuk tumbuhnya ayam petarung secara alami. Oleh karena itu jarang sekali ayam petarung yang merupakan asil endemic Negara Peru. Meskipun di Peru sudah ditemukan permainan sabung ayam sejak tahun 1500an, tapi mereka belum punya ayam khas dalam negeri. Kebanyakan ayam petarung di Peru adalah hasil impor dari Eropa maupun Asia, terutama Eropa. Yang sudah digunakan sebagai ayam petarung di Peru sejak zaman dahulu adalah ayam dari Spanyol atau Spanish game.

         Seperti dilakukan oleh peternak lain di seluruh dunia, untuk menghasilkan keturunan yang lebih bagus, maka salah satu jalannya mengawin silangkannya. Membutuhkan waktu bertahun-tahun utuk menghasilkan ayam jenis baru yang membawa sebagian sifat dari kedua jenis induknya. Hingga saat ini, yang kita lihat ayam Brasilian adalah hasil persilangan antara ayam lokal Amerika Selatan dengan Spanish rooster.


        Setelah menghasil melahirkan ayam petarung yang unggul, maka ayam Peruvian tidak lagi dikawinkan dengan ayam dari jenis ras lain. Akan tetapi dikawinkan dengan sesama Peruvian yang unggul sehingga melahirkan generasi terbaru yang lebih baik dari sebelumnya. Terus menerus hingga saat ini ayam Peru menyebar ke seluruh dunia dan namanya diakui sebagai salah satu ayam petarung unggulan.

      Di Indonesia sendiri tidak diketahui kapan ayam Peruvian mulai masuk dan diternak oleh masyarakat Indonesia. Tidak ada sumber sejarah yang jelas. Tetapi yang pasti jumlahnya saat ini masih sedikit. Artinya masih kalah dengan ayam petarung jenis populer seperti ayam Bangkok dan Ayam Burma. Meskipun demikian, masih tetap ada juga yang memelihara maupunberternak ayam Peruvian karena termasuk tergolong langka hingga harganya yang cukup fantastis.

       Di Negara Peru sendiri sudah sejak dahulu melegalkan sabung ayam. Bahkan aduan ayam mendapat arena tersendiri yang mereka sebut coliseum. Tidak sedikit jumlahnya arena sabung ayam yang terdapat di beberapa kota besar seperti ibukota Lima, dari yang sederhana hingga yang mewah. Hal tersebut menandakan sabung ayam telah menjadi tradisi Negara di sana. Itulah salah satu factor mengapa ayam Peru memiliki teknik bertaurng yang bagus.

Ayam Peru, atau ayam Peruvian adalah salah satu jenis ayam yang banyak dimiliki untuk kepentingan adu ayam atau sabung ayam. Ayam ini banyak dipilih karena dinilai memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih baik bila dibandingkan dengan ayam-ayam aduan yang lainnya.Banyak pemenang sabung ayam yang menggunakan ayam Peruvian sebagai ayam yang dia pertandingkan, sehinga banyak pula orang yang mencari ayam Peru untuk dirawat dan ditandingkan dalam arena sabung ayam.

Memang tidak serta merta bila Anda memiliki ayam Peruvian, maka Anda pasti akan menang pada setiap pertandingan ayam yang Anda ikuti. Perawatan yang Anda berikan pada ayam Peru yang Anda miliki juga akan menentukan kualitas ayam Peru milik Anda saat nanti bertanding.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri juga bahwa potensi dasar ayam Peru yang baik untuk pertandingan ayam juga berpengaruh pada kesuksesan Anda ketika bertarung nantinya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui ciri-ciri ayam Peru yang dapat anda gunakan untuk menilai apakah ayam yang ada di depan Anda itu adalah ayam Peru atau bukan.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri ayam Peruvian yang perlu Anda ketahui. Beberapa ciri-ciri mungkin susah diamati dan membutuhkan kejelian yang lebih agar Anda bisa mengmatinya.
1. Postur tubuh relatif besar
Ciri yang pertama dari ayam peruvian adalah memiliki postur tubuh yang relatif besar bila dibandingkan dengan ayam-ayam lainnya. Ukurannya kira-kira sebanding dnegan ukuran badan ayam yang berasal dari Asia Tenggara. Ukuran ayam Peruvian juga sepadan dengan ukuran ayam Shamo yang berasal dari Jepang. Ukuran yang besar tersebut juga berpengaruh pada berat badan ayam Peru. Berat badan ayam Peru bisa mencapai 3,5 kg saat sudah dewasa, relatif lebih berat bila dibandingkan dengan jenis ayam yang selainnya.
2. Badan agak melengkung atau membungkuk
Ciri ciri ayam Peru berikutnya masih berkaitan dengan badannya. Ayam Peruvian memiliki bentuk badan yang agak melengkung atau membungkuk, dengan kata lain tulang belakangnya lebih cenderung berbentuk melengkung dan tidak lurus. Hal ini memang berbeda dengan beberapa ayam aduan lain yang mempunyai tubuh tegap. Namun demikian hal ini tidak akan mempengaruhi agresivitas ayam Peru saat dia sedang dipertandingkan dengan ayam yang lain pada suatu pertandingan tertentu. 
3. Kuping berwarna putih
Ciri ciri fisik berikutnya yang bisa kita amati pada ayam Peru adalah pada sisi kupingnya. Kuping dari ayam Peruvian yang asli maka sisi telinganya bakal terdapat warna putih yang menjadi pembedanya dengan ayam-ayam yang lain. Bila kamu tidak melihat ada ciri ini pada ayam yang kamu pelihara, bisa jadi itu memang bukan ayam Peruvian, atau letaknya warna ini tidak terlihat dengan tegas ada pada ayam Peruvian yang kamu miliki. Kadang kala memang warna telinganya tidak putih, tetapi merah atau oranye mengikuti warna tubuh paling dominan yang berasal dari induknya. Dengan kata lain, bila induk sebelumnya berkawin dengan ayam lain yang bukan berasal dari gen Peruvian murni, bisa jadi ada perbedaan warna pada tubuh atau kupingnya. Baca juga: Cara Memelihara Ayam Petelur
Sementara itu, warna bulu ayam Peruvian tidak akan memiliki banyak perbedaan yang berarti bila dibandingkan dengan jenis ayam yang lain. Warna bulunya, seperti biasanya, adalah berwarna merah hitam kehijauan dan sejenisnya.

Sesuai dengan namanya, ayam Peru atau Peruvian merupakan ayam aduan yang berasal dari negara Peru. Sama seperti ayam Filipina, ayam Peru lebih sering menggunakan piso atau taji ketika bertarung melawan musuhnya. Ada beberapa ciri ayam Peru asli yang harus diketahui agar selalu unggul dalam pertarungan dalam arena laga. ayam Peru selalu menjadi petarung hebat, ada beberapa tips melatih ayam Peru yang perlu diketahui oleh para penghobi.

Kelebihan Ayam Peru

Seperti yang sudah dijelaskan, ayam Peru lebih sering berlaga menggunakan taji. Tapi selain itu ayam aduan ini punya kemampuan yang sangat tinggi dalam bergerak, baik ketika sedang menyerang atau sedang melakukan pertahanan. Gerakannya sangat lincah dan cepat sehingga mampu mengecok dan merepotnya lawan-lawannya.


Hasil pukulannya sangat keras dan bersifat mematikan. Bahkan sangat jarang ada lawan yang berhasil melakukan serangan balik setelah mendapatkan pukulan dari ayam Peru. Bukan itu saja, ketahanan tubuhnya juga sempurna sehingga dapat bertarung dalam jangka waktu yang lebih lama.

Cara Melakukan Latihan pada Ayam Peru
Setidaknya ada tiga tips melatih ayam Peru yang harus diketahui oleh para penghobi agar ayam sabung miliknya tersebut selalu menjadi petarung yang hebat dan kuat. Tips pertama, sebaiknya dilakukan setiap pagi dari jam 7 hingga pukul 10.


Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Tekniknya, ayam Peru dimandikan dan dilepas di tempat terbuka, sehingga bisa mendapatkan asupan sinar matahari yang mencukupi. Selain itu ayam sabung tersebut punya kesempatan untuk belajar melompat, terutama yang usianya masih kecil.

Tips kedua, di siang hari ayam Peru diberi latihan untuk menyerang secara aktif dan agresif. Caranya, kasih barbel di bagian kaki ayam aduan tersebut. Setelah itu diajari melompat serta dicoba diadu dengan ayam sabung dari jenis yang lain.

Akan tetapi, teknik mengadunya sedikit berbeda, dimana ayam yang dijadikan lawan berlaga hanya diletakan dalam kandang saja. Sedangkan ayam Peru yang sedang dilatih tetap berada di luar kandang. Tujuan dari teknik pelatihan ini yaitu untuk menguatkan mentalnya sehingga bisa lebih bertindak secara agresif dan garang ketika bertarung di arena aduan sesungguhnya.

Kemudian untuk latihan yang terakhir atau ketiga dilakukan pada sore hari. Tujuan utamanya yaitu untuk memperkuat daya serangan. Tekniknya, ayam Peru diumbar di tempat yang lebih luas lebih dulu.

Setelah itu, kakinya dikencangkan serta disuruh latihan berlari dengan cara ditarik-tarik. Pola latihan seperti ini akan membuat ayam sabung tersebut meningkat emosinya. Apabila sudah marah, maka bisa meningkat pula sifat agresifnya. Sehingga saat bertanding, akan selalu aktif menyerang.


Ketiga jenis latihan yang disebutkan diatas bisa dipraktekan dalam waktu satu hari sekaligus, namun sebaiknya hanya beberapa kali saja dalam seminggu. Apabila terlalu sering dilakukan hasilnya justru tidak baik dan kurang maksimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar