Sabtu, 08 Juni 2019

Kata kata romantis paling lebay



Kita akan membahas Kata-Kata Romantis. Kata-kata adalah cara seseorang untuk memberi informasi dan berkomunikasi dengan orang yang lain. Melalui kata-kata, apa yang Anda inginkan akan dapat tersampaikan dengan baik. Kata-kata tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya formal, dalam keseharian pun kata-kata diperlukan untuk mencapai kehidupan yang baik.

Tidak hanya memberikan informasi tertentu dan juga berkomunikasi, kata-kata juga sering digunakan untuk menyampaikan suatu perasaan kepada orang lain. Baik itu kepada orang yang Anda cintai atau orang yang Anda benci.

Biasanya, seseorang akan menggunakan kata-kata romantis untuk mengungkapkan isi hati, baik kepada pasangan atau kepada mantan. Ada banyak sekali kata-kata romantis yang bisa Anda berikan kepada orang terkasih. Namun, harus diakui bahwa tidak semua orang pandai dalam membuat kata-kata romantis. Membuat kata-kata ini pun tidak bisa sembarangan. Sekalipun tidak ada aturan khusus dalam pemilihan bahasanya, namun harus tetap memakai bahasa yang baik dan tidak menyinggung orang lain.

Kata-kata romantis sangatlah cocok untuk Anda yang sedang dilanda asmara atau galau karena baru saja putus atau ditinggal pacar. Nah, pada kesempatan ini akan diulas mengenai berbagai jenis dan contoh kata-kata romantis yang bisa dijadikan sebagai rujukan.
“Mungkin memang seperti inilah takdir yang harus kita alami, dalam bentuk yang berbeda, bahagia bisa teras. Bahagiamu bisa kau dapat dengan tinggalkan aku. Sedang bahagiaku sudah berlalu saat dulu ku bersamamu. Kini,bersamanya kau bisa tertawa. Sedang aku di sini masih bersahabat dengan luka.”

“ Kala ku sampai di pertengahan jalan untuk lupakan bayangmu, kini wujud nyatamu mulai hadir kembali di hadapanku. Dan tanpa kau sadari, seluruh usahaku telah kau rusak hingga ku kembali teringat pada luka yang telah kau tinggalkan sebelumnya.”

“Jika ku tengok keluar, yang ku dapati hanyalah gemuruh petir nan hujan. Sedang jauh dalam lubuk hatiku yang terdalam, rinduku padamu sedang bersuara lantang dan menunggu jawaban. Namun apalah daya, kini ku hanya bisa menanti waktu membawa keajaiban.”

“Meski pada akhirnya harus runtuh, sejujurnya aku juga pernah menginginkan hubungan yang utuh. Namun, pada akhirnya mata ku terbuka karena dalam pengokohan cinta, tak semudah mengedipkan mata. Yang bersarang di dalamnya adalah tentang cara menjaga rasa percaya dan saling terbuka dalam jangka waktu yang lama.”

“Sama halnya kala mencintai namun tak di cintai, hal-hal yang di kerjakan sendirian kadang akan terasa menyakitkan. Ketika seseorang telah di perjuangkan mati-matian, ternyata hasilnya hanya sebuah pengabaian.”

“Bagiku, menebas jarak penyekat diantara kita bukanlah hal yang sulit dan bisa kulakukan kapan saja.  Namun, menunggu adalah keputusan terbaik yang bisa menjadi pilihanku. Meski kuakui bahwa itu berat, aku sungguh menyukainya. Penantian ini akan terus berlanjut bahkan hingga doa-doa di tengah rinduku mengalir deras dalam hembusan udara. Dan biarlah waktu yang akan menentukan pertemuan kita.”

“Kala ku tatap betapa indahnya langit biru, mulai terbayang wajahmu dengan secercah untaian rindu. Seiring berjalannya waktu, rindu itu kian memenuhi hatiku. Namun Dengan rindu, kini semakin kurasa bahwa aku dan kamu adalah satu. Rasa cinta dalam hati ini tak akan terpisah dan tak lekang pula oleh waktu”.

“Mungkin kini kau tak lagi di sisiku. Kau bukan lagi penyemangat dalam setiap langkahku. Kau tak lagi temani hari-hari sunyiku. Namun, setidaknya saat ini masih ada secercah mimpi yang bisa menjadi pengganti untuk hadirkan sedikit semangat dalam hidupku”.

“Tak ada yang terlihat lebih berantakan jika di bandingkan dengan gugurnya dedaunan yang berserakan di tanah tanpa arahan. Begitu pula dalam, hati, tak ada yang lebih terlihat tidak karuan di bandingkan dengan rindu tak terbalaskan yang tak punya tujuan.”

“Mungkin di masa yang telah lalu aku pernah menjadi seseorang yang mengabaikanmu. Dan untuk keselahan terbesarku itu, ku ingin memohon sedikit saja kata maaf darimu. Kini aku telah menyadari betapa pentingnya dirimu yang tak henti-henti menyebut namaku dalam doamu hingga hatiku kembali untuk berbalik padamu.”

“Menatap indahnya bintang bersamamu, adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidupku. Berbagai nuansa roman yang mewarnai kehidupan ini seolah tanpa arti jika aku tak besamamu barang sedetik. Merindu adalah pilihan kalbuku kala badai menghantam gelora rindu. Maka, jangan pernah meninggalkan namaku karena aku tak akan mampu hidup tanpamu.”

“Samudera menjadi saksi atas janji kebersamaan kita. Membawa rasa ini menuju pulau nan indah dan mempesona. Ombak bernyanyi membawa semua kenangan yang telah kita lalui bersama. Terima kasih telah memberi warna kepada kelamnya hidupku dengan berjuta kebahagiaan yang terasa indah ini.”

“Malam membawaku kembali kepada mimpiku bersamamu yang pernah terbesit beberapa tahun yang lalu. Bahwa di antara kita tidak pernah ada kata saling meninggalkan dan selalu merajut kebersamaan. Walau saat ini kita tengah berjauhan terpisahkan oleh ruang dan jarak, namun dengan mimpi bersama, semua akan baik-baik saja dan tetap menjadi kita dalam kesetiaan juga penantian.”

“Engkau sering bercerita tentang rindu yang selalu menghantui setiap waktu. Bahkan antara aku dan kamu memang sulit untuk melukis rindu. Hanya nyanyian sepi yang menemani aku dan kamu. Namun, damainya hati ini tak akan pernah terbeli sejak aku mengenalmu dan semua tentang kita berdua. Semoga cinta ini abadi dan selalu ada sekalipun badai dan angin kencang menerpa.”

“Jangan beranjak walau sejenak. Cukuplah hadirmu membawa berjuta kebahagiaan di antara kita. Jangan pernah berpaling walau hanya sebentar, karena aku akan selalu membuatmu setia menatapku dan semua impian masa depan kita. Jadilah kamu yang selalu aku impikan hadirnya. Jangan pergi dan tetapkan disini selamanya.”

“Surat kecil darimu membuatku merasa haru. Betapa kamu benar-benar dengan rasamu. Dan hingga detik ini masih setia menungguku di ujung sana. Berharap bisa segera bersua untuk sekedar bercerita tentang kehidupan masing-masing. Walau kita tak sering berjumpa, namun semua terasa dekat dengan setiap iringan doa yang kau panjatkan di setiap sujudmu. Jangan pernah menghilangkan doa itu, karena hanya itulah kekuatan kita bersama.”

“Jika ada yang paling manis di dunia ini, maka itu adalah kamu. Jika ada yang paling indah di dunia ini, itu adalah parasmu. Jika ada yang paling kejam di dunia ini, maka itu adalah kamu saat meninggalkanku. Dan jika ada yang paling berharga di dunia ini, itu adalah kebahagiaanku bersamamu. Jangan pernah meninggalkan rasa yang sudah tertanam sangat lama ini, karena akan terus membuatnya tumbuh dan tumbuh sehingga menjadi berbuah manis di kemudian hari.”

“Hadirmu selalu membawa anganku menuju kesenangan. Entah apa yang membuatku begitu kagum dan ingin. Yang jelas, jantung ini berdetak lebih kencang saat kita dengan bersua. Dan suara hatiku tentu tidak pernah berbohong walau sejenak.”

“Duhai kasihku, suatu hari akan kita temui sebuah kejenuhan dan rasa lelah dalam sebuah penantian. Hari itu akan datang manakala rasa bosan telah hadir dengan tiba-tiba. Terlebih jika jarak menyekat semakin jauh lagi. Namun, jangan tanyakan lagi tentang sebuah kesetiaan yang telah ku tanamkan. Kesetiaan ini akan tetap terjaga dalam janji kita berdua untuk saling setia.”

Jika kau tanya seberapa lama ku bersahabat dengan sepi, tak ada yang istimewa  lagi karena telah lama rasa itu menghampiri. Namun, jika tanpa di sadari rindu datang menghampiri,  itulah hal yang sebenarnya begitu aku benci. Karena sepi tanpa rindu bukanlah hal yang berarti. Namun tatkala rindu hadir bersama dengan sepi, hati ini jauh terasa begitu sunyi.

“Kala Ku tatap langit senja yang kian mempesona, entah mengapa ada sebuah bayangan yang hadir bersamanya. Saat ku terka siapa di balik bayangan itu, tak ku sangka wajahmu hadir bersama semerbak cahaya. Namun, akhirnya kusadari itu hanya bayangan semata. Bayangan yang datang karena sebuah rindu yang nyata”.

“Ketika ku terbangun di pagi yang tak seperti pagi biasa, ku baru sadar bahwa dunia memang masih terlalu pagi. Dan setelah ku menerka apa yang telah membangunkanku, ternyata karena mimpi tentangmulah yang hadir karena satu kata, sebuah rindu.”

“Jika kau memang pernah mengalami kehilangan dan sakit yang amat parah, tolong jangan benci hujan yang datang meski tak kau undang. Sesungguhnya tetesan air hujan itu hanya ingin menyejukkan, dan mengobati rindu yang kian mengekang. Tak ada satu niat pun untuk mengembalikan bayangan tentang kenangan yang tak seharusnya kembali datang.”

“Apapun yang ada di hadapanmu, simpan dalam-dalam kesedihan yang sedang datang mencekam. Mulai ciptakan kesenangan dalam sebuah tawa yang menenangkan. Sesungguhnya bahagiamu jauh lebih berarti dan berharga di bandingkan dengan tangismu yang menyedihkan. Ingatlah kasih, bahwa pancaran cahaya menunggu sambutan senyum ceriamu. Ingatlah pula bahwa hari ini adalah harimu yang harus kau nikmati. Jika kau berlarut dalam kenangan menyedihkan, maka hati ini pun turut sakit merasakan.”

“Ketika ku menatapmu, tak ada lagi kesedihan yang hadir dalam hatiku. Berada di sampingmu, hanya canda tawa yang bisa terungkap oleh raga ini. Berada diantara kisah bersamamu, menjadikan hidupku penuh dengan warna-warni dengan pola terbaik dalam hidupku.”

”Kekasih, kamu tak pernah berhenti membuatku merasakan rindu dan rindu. Walau seminggu sekali kita bertemu, namun itu tak cukup untuk menyembuhkan rinduku. Semua terasa lama saat aku tak bersamamu. Dan semua terasa singkat saat kita melewati waktu bersama. Datanglah di setiap mimpiku, agar malamku terasa lebih cepat dan aku semakin semangat.”

“Jika ditanya hal yang paling membahagiakan dalam hidupku adalah mengenalmu. Melihat hadirmu di tiap pagi, siang serta malammu. Semburat senyum yang sulit untuk kuhilangkan adalah senyummu. Dan semua seolah sirna tanpa hadir dan tawamu. Maka datanglah di setiap hari dan juga mimpiku. Agar hariku tampak semakin sempurna dan bahagia dengan semua keindahan pada dirimu.”

“Menyapamu menjadi rutinitas pagi dan malamku. Bertanya kabarmu adalah makanan bagiku. Semua hanya karena rindu yang ku harap bisa cepat berlalu. Semua hal indah selalu aku harapkan hadirnya di tengah kita.”

“Sepucuk surat dalam rangkaian bunga yang kau kirimkan padaku malam itu menjadi saksi keseriusanmu padaku yang menjanjikan kebahagiaan di kemudian hari. Semburat senyum di sore itu tak lekang dari ingatanku dan berharap bahwa suatu hari nanti senyum itu akan dapat kusaksikan setiap hari.”

“Kenangan manis kita berdua tak akan pernah kulupa. Sampai suatu hari ajal memisahkan kita, semua akan tetap abadi dan tertata dalam sanubari. Jangan pernah kau memintaku untuk menghapusnya, karena selamanya akan tetap ada dalam jiwa.”

“Kau datang dengan membawa sebongkah harapan besar untuk bersama. Di setiap suka dan duka. Hadirmu bak mentari yang tak lekang mendatangiku setiap hari. Walau kadang mendung datang menutupinya, namun engkau tak pernah menyerah untuk tetap hadir keesokan harinya. Terima kasih matahariku, sudah menjadi bagian terpenting dalam hidupku.”

“Jika aku boleh meminta, maka aku akan meminta Tuhan mengembalikan waktu agar aku bisa lebih lama untuk menjalaninya bersamamu dan semua hal membahagiakan tentang kita. Bahwa cinta itu tak selalu bahagia itu sudah menjadi hukum alam. Namun, bahwa cintaku tak pernah lekang walau sedikitpun, itu adalah fakta. Percayalah bahwa cinta ini akan senantiasa mengisi sanubari dan selamanya akan tetap seperti ini.”

“Pagiku cerah dan aku ingin mengucapkan selamat pagi untukmu yang menjadi mentari di hati ini. Jangan biarkan sedihmu menutupi sinarnya. Jadikan harimu menjadi berarti dengan senyuman manja yang kau torehkan setiap kali kita berjumpa. Dan tetap saja aku akan merindukanmu setiap waktu.”

“Coklat di meja kamarmu sengaja ku kirimkan agar engkau tak kesepian dan merasakan manisnya bersama dengan semua kenangan tentang kebersamaan kita. Mimpi indah di malam yang penuh bintang ini. Jangan pernah meneteskan air mata karena sedihmu adalah sedihku pula.”

“Hingga saat ini kusadari dengan sepenuh hati bahwa kita belum bisa bersama dan bersatu untuk memulai langkah yang baru. Namun, seperti apapun  akhirnya, ku mohon izinkan ku untuk terus berusaha dalam bentuk yang tak biasa. Ku ingin senantiasa menyebutmu dalam lantunan doa. Suatu hari, aku berharap doaku pun bisa menjadi nyata. Dan aku yakin bahwa Tuhan pasti memberi izin padaku untuk melengkapi tulang rusukku.”

“Kini saat yang mungkin tak pernah di sangka telah tiba. Kau dan aku tak lagi menjadi sepasang pria wanita yang memiliki ikatan nyata. Oleh karenanya, jangan tetap anggap aku segalanya. Lupakan saja aku sebisanya. Bagaimanapun juga, dengan mudahnya aku bisa melupakanmu kapan saja.”

“Kala di suatu sore ku temui senja, ku ingin mengucapkan harapan indah di hadapannya. Yang ku harapkan hanyalah agar tak ada lagi sekat dan jeda diantara kita berdua. Ku harap pula kita bisa saling menjaga, hati dan jiwa. Hingga pada akhirnya, kan kita jumpai kisah kita yang menua dan abadi dalam bingkai indah semesta.”

“Meski ku tau bahwa kini aku dan kamu tak lagi menjadi kita, jangan salah karena namamu masih belum lepas dari setiap doaku. Namun, doa itu telah berbeda. Aku hanya beraharap agar kau selalu di selimuti bahagia. Dan akhir kata, semua ku pasrahkan pada yang kuasa. Biar Dia yang menentukan jalan terbaiknya.”

“Kala ku berada di sisimu, ku akui bahwa ku berharap semua cepat berlalu. Semua yang kau bicarakan membuatku merasa nyaman dan damai. Aku hanya bisa berdoa agar engkau senantiasa berbahagia. Dan selebihnya biar ku serahkan kepada Sang Maha.”

“Ribuan terima kasih ku sempatkan karena kau telah menamparku dengan penghianatanmu. Ini sudah cukup lebih dari rasa sakit buatku dan semoga engkau senantiasa bahagia dengan caramu itu.”

“Aku akan selalu mendapatkan hidup ini untuk kebahagiaanmu dan untuk muara cinta kita. Dan ingin ku sampaikan bahwa aku sangatlah bahagia bisa memilikimu.”

“Ku ucapkan terima kasih atas semua yang telah terjadi dan engkau lakukan. Maafkan aku jika kehadiranku ternyata merepotkanmu.”

“Tahukah engkau bahwa saat kita berdua bersama, rasanya waktu akan sangat cepat berlalu. Itu bukan lantaran aku membencimu, namun karena aku tidak ingin membuatmu terjatuh dan kesakitan. Hanya itu saja harapanku. Aku tahu betul bagaimana rasanya jika berada di posisimu. Ketika hati kita terlanjur mencintai seseorang namun tidak mendapatkan balasan. Bahkan rasa itu justru terabaikan.”

“Dengan keseluruhan kesaksian yang membuatku merasa runtuh, aku akan tetap berdiri tegak setulus hati. Inilah yang akan membuatku berhasil untukmu dan aku akan senantiasa berdiri di sini untukmu.”
“Selepas kepergianmu, aku hanya ingin mengingatkan kepadamu jangan sampai lupa pulanglah dengan membawa rindu dan berjuta kenangan yang ada di antara kita. Aku akan sangat merindukanmu.”
“Aku sangat bahagia, dan mungkin saja ini adalah sebuah karma yang pantas aku rasakan dan dapatkan karena sudah membuang serta mengabaikan seseorang yang dengan sepenuh hati mencintaiku namun aku sia-siakan begitu saja.”

“Tidak perlu berlarut-larut membincang masalah hati, jika engkau saja masih terlalu sering membuat orang lain patah hati.”

“Bahkan hingga detik ini, aku tetap saja masih belum memiliki keberanian untuk melihat matanya walau sekejab. Hal itu lantaran aku pernah dibuat jatuh cinta hanya karena pandangan pertamanya.”

“Hidup ini memang mudah, dan akan lebih mudah lagi jika dijalani berdua. Bersama dengan mu dalam suka maupun duka, untuk selamanya dan sepanjang masa. Terima kasih telah memberikanku banyak dari waktu yang engkau miliki. Darimu aku tahu apa itu makna cinta dan bagaimana harus mencintai tanpa harus menyakiti.”

“Jika mencintai adalah takdir, maka aku sangat ingin engkau yang menjadi takdirku. Jika mencintai adalah luka, maka aku rela terluka hanya untuk mencintaimu karena aku percaya bahwa engkaulah yang akan mengobatinya suatu hari nanti.”

“Cinta memang membuat hariku indah. Karena cintaku adalah kamu yang selalu menghiasi hariku dengan canda dan tawa yang tak pernah hilang dari ingatanku. Cinta adalah ketulusan karena kamu tak pernah pamrih bahwa sebagian besar waktumu kau berikan untukku, begitu juga aku yang sangat tidak rela kehilangan waktu untuk bersamamu.”

“Ingin ku ucapkan selamat malam kepadamu yang sedang bahagia karena mendapatkan hadiah terindah hari ini. Dan apakah kau tahu bahwa hanya engkaulah hadiah terindah bagiku dan selamanya akan tetap seperti itu. Jangan pernah meninggalkan bahagiaku.”

“Pagi ini aku membaca kembali puisi yang kita tulis bersama. Dan itu semua menggingatkanku pada rindu yang tak pernah pergi mengusik diri ini. Semoga kita bisa segera bersua dengan penuh cinta dan kebahagiaan bersama.”

“Entah apa yang membuatku begitu mencintai sosok itu. Yang hadir dengan remang-remang cahaya di malam yang penuh bintang. Ya, engkau laksana bintang yang paling cerah menyita beberapa detik waktuku karena memandangmu begitu lama. Dan kini aku baru menyadari bahwa engkaulah cinta itu, yang akan selalu menjadi cinta di setiap masa.”

“Mencintaimu menjadi keinginanku sejak dahulu. Dan aku sangat bahagia karenanya. Tidak hanya mencintai, namun aku mendamba kehidupan bahagia atas cinta itu. Merajut hidup bersama di dalam mahligai yang indah bernama rumah tangga. Karena itu, jangan biarkan aku yang mencintaimu ini mencintai hati yang lain.”

“Engkau datang dan juga pergi bak angin yang sama sekali tidak mempunyai aturan. Mulai saat ini, jangan pernah lagi ada kata pergi dan meninggalkan. Melainkan kebersamaan yang senantiasa terajut dalam kebahagiaan.”

“Saat ruang dan jarak memisahkan kita, maka satu-satunya cara yang bisa ku lakukan adalah merindukanmu. Dengan itu aku tahu betapa rasaku ini amatlah besar dan enggan untuk kuhilangkan. Semua adalah karenamu dan suatu saat aku pasti akan kembali kepadamu.”

“Aku masih ingat janjiku dulu untuk menunggu. Dan hingga detik ini semuanya masih ku tepati. Walau engkau seringkali datang dan pergi, rasaku tetap abadi. Bagaikan langit yang selalu menemani bumi. Jangan biarkan aku menghilang dari jarak pandangmu. Karena engkaulah mata hatiku yang selalu ku rindu setiap waktu.”

“Saat engkau merasa sama sekali tak mendapatkan kenyamanan apapun, bersandarlah sejenak di pundakku dan berceritalah sesukamu. Karena itulah bahagiaku. Saat engkau bersanding dan manja kepadaku. Maka jangan sekali-kali memutuskan ikatan ini karena bagiku engkau adalah duniaku.”

“Air mata ini adalah satu-satunya cara kala bibirku tak mampu berucap apapun atas kepergianmu sore itu.”

“Terima kasih ku sampaikan kepadamu yang sudah berusaha menguatkan aku saat banyak sekali orang yang hendak menghentikan derai langkahku.”

“Semua akan baik-baik saja. Begitupun kita sebagaimana adanya meski aku pernah terjatuh karena cinta.”

“Apabila saat ini lenyap apa yang tengah engkau minta, cukup yakin saja bahwa yang kita terima adalah hujan yang nantinya akan menjadi sahabat dan datangnya malam seolah menjadi penjahat.”

“Semua sikap, keseluruhan yang menjadi apa yang kamu suka, aku akan senantiasa memeluk suatu harapan.”

“Rasa yang amat menyakitkan adalah saat kita semua terjebak kepada cinta yang tersembunyi dan kita sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan cinta tersebut. Kecuali hanya memendam suatu rasa yang ujungnya hanya akan membuat semua menjadi sia-sia.”
“Lantas untuk apa kau membiarkan hadir apabila pada akhirnya engkau bukanlah suatu kenyataan takdirku.”

“Kepada jingga yang nampak menawan, aku ingin menceritakan tentang sesuatu yang tengah aku usahakan saat ini. Tolong lekas hilangkan secara perlahan rasa rinduku dan biarkan semua tersapu oleh angin sampai kemudian akan terbawa keatas awan sana. Karena rindu yang kujaga selama ini tak juga mendapatkan balasan.”

“Apabila aku mengetahui bahwa kala itu engkau akan kembali meruntuhkan hatiku yang belum pulih seutuhnya, aku tentu akan memilih untuk tidak mendekat kepadamu terlebih dulu.”
“Mengenai rindu yang aku sama sekali tak mampu berpura-pura dengannya, besok aku tak akan membiarkan perasaanku ini dibunuh oleh egoku sendiri.”

“Perih merupakan saat kita sudah memberikan keseluruhan hati kita, namun akhirnya kita harus menerima kenyataan bahwa ia ternyata tidak sepenuhnya mencintai kita.”

“Melangkahlah, kenang saja rasa sakitku ini. Bahwa aku selalu tertatih saat menanti dasarmu berkeringatkan letih.”

“Malam, tahukah engkau, kau mengingatkan aku pada sebuah rindu, meski untuk saat ini orang yang tengah aku rindukan berada di tempat yang jauh dan berlalu dengan sesuka hatinya, serta enggan untuk berusaha mengerti bahwa ada hati yang selalu setia menanti berharap untuk disinggahi di sini.”

“Dia adalah orang yang kerap membuatku merasa perih, namun ia juga yang kerap membuat merasa rindu.”

“Aku memang suka nulis, namun percuma saja bicara jika engkau memilih untuk tuli terhadapku.”
“Untuk memperoleh banyak hal, aku rela jatuh berkali-kali dan dalam ingatanku masih selalu terbesit rindu itu.”

“Hendaknya engkau berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Karena ada hati yang tidak akan bisa kembali sebagaimana semua apabila sudah terlanjur tersakiti. Sebagaimana dengan gelas yang sudah pecah tidak akan bisa kembali sempurna sebagaimana sedia kala.”

“Hidup ini terasa amat hampa dengan tidak adanya cinta di dalamnya. Namun, cinta kerap membawa luka yang membuat hidup merasakan nestapa. Namun, mencintaimu adalah pilihanku sehingga apapun risikonya juga menjadi pilihanku. Maka, biarkan aku mencintaimu dengan cara terbaikku.”

“Aku hanya membutuhkan sekian detik untuk bisa mencintaimu, akan tetapi untuk dapat melupakanmu, seumur hidupku pun tidaklah cukup. Maka biarkan aku selalu mencintaimu dalam kondisi apapun. Karena hanya dengan itulah aku bisa bahagia. Dan aku sayang kamu selamanya.”
“Cinta adalah sebuah keteguhan hati. Ia menjadi saksi akan kenangan masa lalu, kini dan masa depan. Maka biarkan cintamu tetap berdiri karena ialah yang akan memberikan warna terbaik untuk masa depan dan masa kinimu.”

“Cintai seseorang dengan apa adanya tanpa ada tuntutan apapun karena ini akan memunculkan kenyamanan tersendiri untuk jiwa. Dan jangan pernah menuntut cinta yang sempurna karena sejatinya penerimaanmu apa adanya tersebut sudah menjadi kesempurnaan cinta.”

“Aku merenung di setiap pagiku, berharap dunia akan mempertemukan aku kembali kepadamu. Berharap semua akan berpihak padaku yang amat mencintai dan menunggumu di setiap detik menit hidupku.”

“Cinta bukan masalah berapa lama engkau mengenal seseorang, ia adalah tentang bagaimana engkau mampu membuat orang yang mencintaimu menjadi tersenyum sejak engkau hadir untuk pertama kalinya. Ini adalah cinta yang sesungguhnya, cinta yang saling melengkapi satu sama lain dalam berbagai situasi dan kondisi.”

“Saat ada yang bertanya mengenai kelemahanku, itu adalah kamu. Karena kamu membuatku lemah karena rindu dan penantian ini. Bahkan di setiap menit detik hidupku, hanyalah kamu dan selamanya akan tetap seperti itu.”

“Sejak engkau hadir di dalam kehidupan ini, aku tahu persis bahwa berbagai tantangan akan hadir di dalamnya. Namun itu bukanlah apa-apa dibandingkan saat engkau harus meninggalkanku dan semua kenangan tentang kita yang sudah terajut bersama. Ada banyak kebahagiaan yang terlanjut kau lukiskan di dalam hidupku dan jangan pernah kau hapus semua kebahagiaan itu.”

“Tahukah engkau bahwa aku meneriakkan namamu di tengah derasnya air hujan. Kemudian memandang bayanganmu di tengah kesunyian. Dan inilah yang dimaksud dengan cinta dalam diam.”

“Aku masih berdiri di sudut ini. Berharap engkau segera hadir mengobati penyakit rindu yang kian menderu. Sempat aku bertanya pada bintang, apakah engkau merasakan hal yang sama denganku. Dan apakah engkau juga tengah memandang ke arah bintang yang sama.”

“Sejak awal aku sudah mengambil keputusan untuk bertahan. Di dalam berbagai keadaan. Walau aku harus menunggu untuk waktu yang cukup lama. Namun, yang aku yakini hanya satu, bahwa kebahagiaanku dan semua masa depanku ada padamu.”

“Saat orang yang engkau sayangi ternyata tidak mau menghargaimu, percayalah bahwa suatu hari akan ada seseorang yang akan menghargaimu dengan jauh lebih baik lagi. Karena disitu, engkau akan memulai kebahagiaan untuk dirimu sendiri dan orang yang kamu sayangi. Dan orang yang tidak bisa menghargai suatu hubungan, maka ia akan mendapatkan kehancuran karena ulah yang ia buat sendiri.”

“Aku mengakui bahwa aku merasakan jatuh cinta kepada sebuah aksara, oleh karena itu aku bisa berbicara dengan lantang kepada semesta meskipun hanya melalui rangkaian kata. Dan aku sengaja menceritakan tentang kita kepadanya.”

“Hanya kata singkat yang ingin ku ucapkan, yaitu aku ingin dibuatkan suatu jenis minuman yang manis setiap paginya disertai dengan senyumanmu yang tak kalah manisnya.”

“Seandainya saja setiap orang akan berbalik, apakah engkau bisa sekuat aku dalam menghadapi dunia ini dan bagaimana jika aku yang nantinya berhenti untuk mencintaimu lebih dulu dibandingkan engkau. Apakah engkau akan merasakan sakitnya kehilangan aku sebagaimana aku yang merasa sesak karena kehilangan kamu yang saat ini sudah tidak mencintaiku lagi.”

“Adalah sebuah rindu yang menamparku seperti ini memang membuatku merasakan luka tersendiri, namun aku mulai terbiasa dengan hal ini.”

“Aku memang sengaja memilih untuk bersembunyi di tempat yang teramat sunyi untuk meletakkan hatiku sejenak supaya tak terus disakiti. Karena sakit di dalam hati, lebih menyakitkan dari pada sakit karena apapun.”

“Engkau adalah sebuah alasan tersendiri mengapa aku tetap menunggu di sini tanpa ada engkau di sisiku dan aku sangat bahagia dengan penantianku karena engkau adalah jantung bagiku di setiap waktu.”

“Aku membiarkan retinaku dan retinamu bertemu supaya engkau bisa tahu apa yang terdapat di dalamnya. Dan engkau juga akan tahu apakah itu cinta atau sebuah dusta.”

“Aku tahu persis siapa aku sekarang ini. Aku memang hanya wanita yang menjadi orang ketiga di dalam hubunganmu. Aku tahu benar ini adalah perbuatan yang salah, namun apakah salah jika aku mencintaimu dengan setulus hati walaupun aku hanya berada di balik layar.”

“Percuma juga memiliki rasa peduli apabila akhirnya akan ditiadakan lagi untuk ke banyak kali.”
“Seluruh kebahagiaan yang selama ini terjadi nampaknya hanya semu belaka. Dan engkau adalah fatamorgana yang harusnya segera ku biarkan berlalu karena aku sangat menyadari bahwa aku tidak akan pernah mampu menggapaimu.”

“Bagaimana aku tidak memperoleh yang terbaik, apabila engkau saja tidak lebih baik dari yang sebelumnya.”

“Apa selama ini kehadiranmu memang semu. Sedangkan aku memiliki harapan akan kebahagiaan yang selalu ada dan tak berkesudahan. Dan engkau selalu aku semogakan.”

“Tidak perlu bersusah payah mengubah diri apabila hal itu sama sekali tidak membuatmu merasakan bahagia.”

“Kumpulkanlah benih-benih luka yang telah berserakan dan itu nantinya justru akan menjadi sebuah karya.”

“Menyayangimu menjadi keinginanku. Menunggumu kembali adalah keputusanku. Biarkan aku dengan keinginan dan pilihanku. Bahwa kamu adalah segalanya bagiku itu bukanlah sesuatu yang palsu. Dan terima kasih telah menjadi bagian dari mimpi serta khayalanku.”

“Jangan pergi karena hari masih terlalu hujan. Biarkan aku menikmati kopi bersama denganmu di siang ini. Sebelum esok aku akan merindukan semua detik-detik ini. Yang tenggelam bersama dengan kenangan yang tertancap kuat di sanubari.”

“Tak perlu menjadi diri yang menawan dengan berbagai upayamu. Karena kamu adalah orang yang paling menawan bagiku. Tak perlu bertanya mengenai hal apa yang paling membuatku bahagia, karena semua kebahagiaanku ada padamu. Dan tak perlu  bertanya mengenai apa yang paling menyiksaku, karena engkau sendiri pun tahu bahwa merindukanmu adalah hal yang paling membuatku tersiksa.”

“Hal pertama yang ingin aku lakukan di esok hari adalah menanyakan bagaimana tidurmu semalam. Apakah engkau benar-benar mimpi indah sebagaimana aku yang memimpikan semua hal indah tentangmu. Dan tak lupa untuk mengirimkan ucapan pagi yang hangat untukmu agar harimu penuh tawa dan bahagia.”

“Jika engkau bertanya mengenai apa yang ingin ku lihat di setiap pagiku, maka senyummu yang aku harapkan hadirnya setiap waktu, tidak hanya di pagiku. Dan aku berharap bisa melihatmu selamanya dengan penuh pesona dan kebahagiaan yang selalu kudamba.”

“Aku memiliki beribu alasan untuk bisa meninggalkanmu dan segala hal yang berhubungan dengan kita, kebahagiaan, kenyamanan, kebaikan, perhatian dan masih banyak lagi hal lainnya. Namun, hanya dengan satu kata aku bisa tetap disini dan tidak jadi pergi jika itu kau ucapkan padaku, yaitu aku cinta kamu. Bahwa di antara cinta pasti ada luka itu adalah hal niscaya, namun bahwa cinta itu sendiri akan menguatkanku, itu adalah hal yang aku yakini sejak dulu.”

“Cinta menjadi satu-satunya caraku untuk bisa menceritakan dirimu. Tanpa adanya cinta, mungkin aku tidak akan merasakan rindu karena cinta. Perhatian karena cinta dan masih banyak lagi hal yang lainnya. Oleh karena itu, jangan biarkan aku menghilangkan cinta itu karena aku takkan lagi bisa bercerita tentangmu jika semua itu hilang dari pandanganku.”

“Keputusanku untuk mencintaimu adalah keputusan yang termudah di dalam hidupku. Adapun keputusan untuk meninggalkanmu adalah hal yang terberat dalam hidupku. Dan aku tidak ingin mengambil keputusan berat yang nantinya justru akan menyiksaku. Semua adalah pilihan, dan kamu adalah satu-satunya pilihanku untuk kucintai setiap waktu.”

“Jangan bertanya apapun kecuali tentang hal yang membuatku bahagia. Dan bahagiaku hanyalah saat bersamamu. Maka jangan pernah pergi dengan alasan apapun karena sejujurnya aku tidak akan pernah sanggup akan hal itu.”

“Sebelum nantinya kita akan kembali berubah menjadi aku dan juga kamu, kita pernah saling bersanding dan menggenggam satu sama lain sebelum akhirnya sama-sama terdiam. Kita juga pernah saling bertahan satu sama lain dalam berbagai keadaan sebelum akhirnya kita saling melepaskan satu sama lain. Dan kita juga pernah lama berpelukan sebelum akhirnya kita memutuskan untuk saling melupakan. Sampai hari ini kita telah berjalan di rel masing-masing bersama dengan kesendirian dan tak lagi berjalan beriringan sebagaimana dahulu.”

“Engkau telah mengajarkan kepada aku hal, yaitu percaya. Percaya bahwa ketika seseorang memiliki komitmen siap untuk memiliki, ia juga harus memiliki komitmen siap untuk melepaskan dalam waktu yang bersamaan.”

“Biarkan saja dia yang sudah terlepas pergi dengan terhempas. Jangan pernah lagi mengejarnya karena ia bukanlah sebuah layang-layang yang masih bisa dikejar selama masih kau ikat dengan talinya.”

“Rindu yang kumiliki ini seharusnya tidak perlu merasakan kesakitan. Seandainya saja ada tujuan yang jelas dan terarah. Namun aku sesungguhnya masih merasa bingung akan ku antarkan kemana rindu yang menggebu ini.”

“Tenanglah saja, mereka bukanlah Tuhan yang memiliki kekuasaan mutlak untuk menghalangi dan menghentikan langkah kita untuk menggapai kesuksesan.”

“Menuliskan semua ide dan pendapat serta harapan-harapan saja sudah menjadi awal dari jalan kesuksesan.”

“Hidup ini memang harus imbang, jangan sampai engkau hanya fokus kepada satu hal akan tetapi melupakan hal yang lain padahal keduanya sama-sama pentingnya.”
“Bagaimana seandainya engkau yang berada pada posisiku, mencintai dalam diam. Apakah engkau mampu untuk bertahan.”

“Kapan kita bisa berkumpul bersama dan menikmati hari-hari dengan bahagia tanpa harus disibukkan oleh gadget masing-masing.”

“Engkau merupakan hal yang sangat sulit untuk kudapatkan. Harapan demi harapan senantiasa aku semogakan dalam rangkaian doa panjangku. Akan tetapi, semuanya hanya sebatas angan semata dan tidak akan pernah bisa menjadi kita di dalam kehidupan nyata.”

“Aku berjalan dengan menyusuri kenangan di sepanjang malam. Dan aku terdiam sejenak menatap ke sebuah arah persimpangan. Ada jejak bayangmu yang melekat erat di sana. Aku melihat engkau semakin nyata dalam ingatan. Inikah namanya rindu?”

“Hadirmu bak senja yang menebar ke semua keindahan dengan warna jingga yang sangat mempesona, tiba-tiba engkau pergi tanpa ada sepatah pun kalimat perpisahan kau ucapkan.”

“Kita memang sama-sama seorang pecandu. Kamu candu kopimu dan aku candu dengan senjaku. Lalu kapan kita bisa menikmati dua-duanya bersama di waktu dan tempat yang sama?”

“Aku teringat kapan kita terakhir berdiri di sudut taman ini. Saat engkau akan pergi dalam waktu lama untuk sebuah cita-cita. Pergilah kemanapun engkau mau. Namun jangan pernah pergi dari hatiku karena hatiku sudah tertutup untuk yang lain karena semua sudah terisi oleh semua kenangan tentangmu dan semua kebahagiaan yang kita lalui bersama.”

“Kemarin kamu bertanya apa pesanku kepadamu. Pesanku hanya satu, jaga hati untukku dan semua janji-janji yang pernah kita ucapkan bersama. Dan aku pasti akan ikut menjaga dan memenuhi janji itu.”

“Semua yang ada adalah miliknya, namun aku berharap Sang Maha Pemilik akan mengijinkanku untuk memiliki satu dari sekian miliknya, yaitu kamu. Iya, kamu adalah satu-satunya harapan dan kebahagiaanku saat tidak ada satupun orang yang mampu membuatku bahagia.”

“Jangan pernah bersedih. Sedihmu adalah luka bagiku. Berbahagialah selalu dan torehkan senyum di setiap detik waktumu. Karena hanya dengan itu aku bisa merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu melihat orang yang ku sayangi bahagia.”

“Cinta adalah sebuah karya. Entah ia akan berakhir sedih atau bahagia, semua tergantung bagaimana kita membuat karya dan cerita kita sendiri. Namun, jangan biarkan karya kita berakhir luka karena aku akan mengusahakan segalanya untuk kebahagiaan kita dan akhir yang sempurna.”

“Aku bermimpi di setiap pagi. Mimpiku adalah untuk bisa menyapamu dan memberikan apa yang kamu inginkan, yaitu perhatian dan kebahagiaan. Jangan pernah menjadikan mimpiku buruk karena engkau meninggalkanku. Pastikan bahwa semua akan baik-baik saja dan kita hidup bahagia bersama.”

“Ada mimpi yang tak pernah ku temui, namun ia selalu membuatku merasa rindu dan ingin kusapa dalam diam. Engkaulah mimpi itu, yang memberikan warna tersendiri dalam hidupku selama ini. Tetaplah menjadi mimpi indah dalam hari-hariku.”

“Apa yang ingin ku jaga dan ku pertahankan adalah cinta. Dan cintaku adalah kamu. Maka sejatinya aku sangat ingin mempertahankanmu selamanya untuk hidupku. Berharap suatu hari akan memperoleh kebahagiaan sejati bersamamu dan kenangan manis kita berdua.”

”Sehelai bunga yang paling engkau suka selalu ku kirimkan setiap sore hari. Berharap malammu penuh mimpi indah dan hidupmu tetap wangi. Aku akan memberikannya setiap sore dan berharap juga bisa memberikannya setiap pagi supaya harimu selalu mekar dan berseri.”

“Tersenyumlah di setiap siang dan malammu. Nikmati hari-harimu bersamaku. Dan aku berjanji akan setia menemani. Walau badai dan petir menghampiri. Karena kehilanganmu adalah cobaan terberat dalam hidup dan aku tidak akan pernah sanggup untuk kehilanganmu.”

“Cinta kerap menjadikan seseorang buta. Namun, aku bahagia karena dibutakan oleh cinta kepadamu. Karena hadirmu sungguh membuat hidupku merasakan bahagia yang sebenar-benar bahagia.”

”Aku memang bukan wanita yang memiliki kepandaian dalam menyembunyikan sebuah rasa. Dan aku adalah wanita yang sudah terbiasa dan sering merasakan luka.”

“Aku selalu menunggumu di dalam sepi sembari mengingat seluruh janji-janji yang nantinya akan kau tepati. Aku akan tetap berada di sini hingga engkau memang benar-benar kembali. Karena aku sangat percaya bahwa engkau tidak akan menyakiti hatiku untuk yang kedua kalinya.”

“Seharusnya apabila engkau tidak memiliki niat masuk, jangan sekali-kali berdiri di depan pintu. Pergilah saja karena sesungguhnya engkau menghalangi mereka yang memiliki keinginan untuk singgah.”

“Dengan menyaksikan senja, aku menjadi teringat akan sebuah keikhlasan tanpa adanya suatu penyesalan. Karena matahari yang amat terang nantinya juga akan mengalami masa redup kemudian tenggelam dan akan terganti dengan adanya sang malam yang dihiasi oleh indahnya rembulan bersama bintang. Dan saat yang nampak istimewa hilang, mungkin itu adalah saat yang amat baik dan bisa menerima yang akan datang selanjutnya.”

“Semoga engkau bahagia di dalam pelukannya. Engkau juga tidak usah peduli lukaku sedalam apa. Namun setidaknya ajarilah aku untuk bisa ikhlas dalam melepaskanmu dan semua kenangan yang pernah ada di antara kita.”

“Mata ini sayup-sayup tertutup. Dada pun terbuka dengan lapang. Hiasan akan suatu hasrat untuk bertatap muka. Menjadi rahasia yang tertahan. Suasana jiwa bersama nyawa seolah tanpa raga.”

“Aku sangat berharap hari ini nanti akan turun hujan dengan syahdu, serta membawa serangkaian aroma tanah yang engkau suka. Kemudian matahari akan muncul dengan malu malu dan bersembunyi di belakang kepungan awan yang membiru. Aku tidak ingin kulitmu menjadi merah dan tidak terlihat cerah. Dan apabila rembulan datang, malam itu akan membiarkan angina datang dengan sangat tenang kemudian masuk lewat celah yang ada untuk membelai engkau yang tampak merasa lelah.”

“Maling teriak menyebut maling. Maling telah berpaling. Suara merekapun dianggap tak penting. Jika mereka berpendapat, maka akan dianggap salah. Bukan perhatian yang didapatkan, namun caci-cacian. Benar atau salah, kini sudah bukan masalah yang penting adalah sikap mengalah supaya tak lagi membuat ulah.”

“Pada saat seperti ini, aku merasakan kagum dengan keteguhan hatinya. Sembari mengguncang alam raya ini, langit pun tak akan pernah merasa mundur meski hanya nampak sekilas.”

“Saat itu adalah sore yang amat sunyi. Aku berdiri di tengah guyuran hujan membasahi seluruh tubuhku. Sampai menggigil bersama dengan rintik hujan yang senantiasa membawaku kepada sebuah kenangan yang selalu ingin terulang bersama denganmu.”

“Terima kasih telah menerimaku. Terima kasih telah menjadi bagian terindah dalam hidupku. Tetaplah tersenyum seperti itu. Bahagiamu adalah bahagiaku. Dan semua akan terasa indah sejak ada kamu. Maka jangan membiarkan hidup ini kelam karena penghianatan dan keinginan untuk meninggalkan.”

“Cinta memang kejam. Ia membiarkanku tersiksa karena rindu setiap detiknya. Namun, rindu itu membuatku menjadi lebih berwarna dan hidupku pun lebih berarti dari sebelumnya. Terima kasih telah memberikan cinta terbaik di setiap hariku, detik dan menit hidup ini.”

“Selamat malam. Aku berharap kebahagiaan tidak hanya ada di siangmu, namun juga malammu. Karena itu sengaja ku kirimkan bunga terbaik untuk temani sepinya malammu. Dan bintang-bintang di langit akan menjadi teman tidurmu bersama dengan mimpi terindah tentangku.”

“Ada yang lain jika sekali saja engkau tak menghubungiku. Dan aku tak ingin mimpi buruk itu terjadi. Karena itu, jangan pernah sekalipun lepas dari genggamku. Karena kamulah bahagia dan hidupku untuk selama-lamanya.”

“Cinta itu suci, jangan pernah kau kotori dengan penghianatan. Rasa itu adalah kebahagiaan, biarkan hidupmu terus bahagia dengan rasa yang ada dalam hati. Semua akan indah pada waktunya dan jangan pernah kau hilangkan keindahan pada kita dengan menghapuskan rasa yang telah ada.”

“Rasa dalam hati adalah warna tersendiri. Yang akan menjadi teman dalam hari-hari dan obat dari segala kesepian. Dan rasaku ada padamu. Semua tentangmu akan menjadi temanku.”

“Kopi pagi ini mengingatkanku pada kebersamaan kita seminggu lalu. Sebelum engkau meninggalkan sudut kota yang menjadi tempat kita mengukir kenangan bersama. Kekasih, jaga dirimu baik-baik dan ingat semua tentang kita. Terutama tentang rinduku yang tak pernah lekang oleh jarak dan waktu.”

“Hidup hanya sekali, maka aku hanya ingin jatuh cinta kepadamu sekali dan tidak dengan yang lain lagi. Maka jangan biarkan aku pergi. Karena kamu adalah yang pertama dan satu-satunya.”

“Aku ingin menjadi embun yang selalu menyejukkan harimu. Menjadi mentari yang menghangatkan dingin pagimu. Menjadi bunga yang membuat indah harimu. Dan menjadi bintang yang akan abadi selamanya bersama dengan bumi untuk mencapai kebahagiaan bersama.”

“Kamu adalah pilihanku. Pilihan untuk menapaki semua rona kehidupan dari yang sedih hingga bahagia. Ingin semua ku jalani denganmu penuh canda dan tawa.”

“Cantik itu menembus sepi. Menorehkan kehangatan dalam diri. Menemaniku memandang malam yang penuh kerlipan bintang. Berharap engkau menjadi nyata di samping diri ini. Untuk selamanya, hanya denganmu.”

“Aku sungguh tak ingin terluka. Karena hadirmu cukup membuatku merasa menjadi insan paling bahagia. Aku hanya ingin bercengkraman dengan senja yang hampir sampai pada malamnya. Bersamamu dalam bahagia.”

“Jikalau akar sudah tidak lagi mengakar, batang juga susah enggan untuk tumbuh. Daun hanya menjadi sebuah peneduh dan dahan hanya bisa menjadi penyejuk. Aku menunggu engkau yang lelah untuk bisa bersandar di tubuhku dengan kesejukan hatimu suatu hari nanti.”

“Di balik semua senja yang menawan dan indah, ada yang sedang aku nanti dengan sepenuh hati, yaitu suara adzan Maghrib.”

“Dengan tanpa kau sadari, engkau telah menamparku dengan ucapan yang kau sampaikan dan aku hanya mampu untuk bersabar menghadapinya.”

“Engkau adalah yang terkasih. Ingin ku tahu bagaimana kabarmu hari ini? Apakah waktumu berlalu dengan tidak berbeda saat ada aku dan tidak ada kamu? Di sini sepertinya sang waktu amat membenciku tanpa ku tahu salahku. Namun ia enggan untuk berlalu.”

“Waktu memang tidak pernah bersalah. Hanya saja ku yang nampaknya terburu-buru memilih untuk menjatuhkan rasaku kepada orang yang salah. Sehingga pada akhirnya cintaku menuju pada muara luka yang dalam terasa dan nyata adanya.”

“Apabila jarak telah memisahkan dan membuat sekat di antara kita, pandanglah kearah langit senja dan kemudian temukan rinduku di sana. Rinduku yang bertebaran tentu akan menghampirimu dengan iringan doaku yang merupakan sebaik-baik pengiriman rindu.”

“Ali ibarat warna dan engkau ibarat cahaya dimana warna tentu tidak memiliki kegunaan jika tidak diiringi dengan adanya cahaya. Artinya kita adalah orang yang saling melengkapi satu sama lain.”

“Bagaikan sebuah pelangi yang datang seusai hujan. Begitu juga sebuah kebahagiaan yang senantiasa bersanding dengan kesedihan.”

“Untuk sahabatku apabila engkau telah lelah dengan berbagai masalah hidup yang menghampiri, ingat saja bahwa aku senantiasa memelukmu dengan untaian do’aku.”

“Berawal dari sebuah tamu yang kini telah hadir merangkul pilu dan tidak berujung pada temu. Apakah aku ada di hatimu ataukah hanya sebatas angina yang berlalu. Setidaknya hadir dalam mimpi malamku dan jangan pernah engkau berlalu.”

“Dalam keheningan malam yang membuat semakin merasa rindu kepada kehangatan, akan tetapi aku sangat tahu bahwa jarak antara kita telah memisahkan. Meskipun hasrat senantiasa memiliki rasa ingin, namun aku hanya  bisa terdiam.”

“Semua yang aku kerjakan untukmu merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan untukku, sahabat cintaku sama sekali tidak akan mengenal yang namanya pengorbanan.”

“Katamu engkau cemburu saat senja telah berhasil mengalihkan pandanganku dari matamu. Tenang saja sayang, bukankah aku sudah sering bilang bahwa kau dan juga senja adalah dua unsur berbeda yang sama sekali tidak bisa luput dari pandanganku.”

“Sepenggal kisah yang sudah pernah aku perjuangan akan selalu terkenang pada waktu masing-masing.”

“Perjalanan ini akan membawaku pada cintamu. Menyisakan jejak-jejak perjuangan yang menjadi bukti akan besarnya rasa ini kepadamu. Ingin ku berlari agar lekas sampai di hadapanmu, namun berbagai rintangan membuat diri ini semakin lama untuk mengejar rasa itu. Dan kini aku amat bahagia karena ada hadirmu di sampingku.”

“Lautan bersaksi akan janji yang kita sepakati bersama. Bahwa tidak akan ada luka dan air mata di antara kita. Semua hanya dilakukan berlandaskan cinta. Membawa sepucuk rindu di setiap asa. Selamat malam sayang. Semoga engkau baik-baik saja di sana.”

“Jika aku adalah pengganggumu, maka kamu adalah segalanya bagiku. Karena itulah semua yang aku lakukan hanya berhubungan denganmu, dengan kita dan semua kebahagiaan yang diimpikan. Maka jangan pernah bertanya mengapa aku selalu berharap engkau ada, karena sejatinya memang engkau yang paling utama.”

“Manisnya gula menggingatkanku pada senyummu di siang itu. Saat kamu menemuiku di tempat paling romantis. Kau hadir bersama mekar senyuman dan kebahagiaan. Betapa itu adalah hal paling berarti di dalam hidupku.”

“Aku ingin menyaksikan wajahmu di antara bunga-bunga di taman. Disertai senyuman manja yang akan selalu terkenang di hatiku.”

“Selamat malam ku ungkapkan padamu. Saat melihat deburan bintang-bintang, aku jadi teringat akan senyum indahmu. Semoga engkau di sana senantiasa tersenyum dan bahagia menjalani hari-hari penuh cinta. Aku merindukanmu dan akan selalu begitu.”

“Mentari pagi menghadirkan senyumnya kembali. Sembari menikmati secangkir teh buatan sendiri. Sejujurnya, melalui mentari ingin ku sapa engkau wahai pujaan hati yang selama ini ku nantikan. Semoga tetap dalam keadaan sehat dan bahagia engkau di sana.”

“Cinta tidak butuh alasan. Orang yang mencari-cari alasan kenapa ia mencintai sama saja menyamakan cinta dengan jual beli. Padahal keduanya amat jauh berbeda. Orang yang benar-benar tulus mencintai tidak akan membutuhkan alasan. Yang ia lakukan justru adalah menerima sang pujaan hati dengan penuh kelapangan.”

“Rindu ini akan selalu tersimpan rapi. Hanya sunyinya malam dan Tuhan yang menjadi saksi. Bahwa kehadiranmu adalah satu hal yang paling ku nantikan. Berharap engkau datang dalam setiap mimpi walau sekejap. Sebagai pengobat akan rasa rindu yang kian membara ini.”

“Mengapa engkau membawaku kepada hidupmu jika sama sekali tak bermaksud untuk menorehkan cinta itu. Karena aku sangat meyakini bahwa semua adalah karena cinta. Kenangan, kebahagiaan, dan semua yang pernah kita jalani bersama hanya karena cinta. Yang akan tetap abadi sebagai sebuah cinta.”

“Semburat penuh membasahi langkahku. Yang kian jauh hanyut dalam kenangan bersamamu. Engkau laksana panas matahari yang membuatku tak pernah merasa kedinginan namun setiap hari basah oleh keringat tanpa alasan. Dan itulah yang dikenal banyak orang dengan sebutan cinta.”

“Cobalah untuk keluar, pejamkan kedua matamu barang sejenak, kemudian rasakan tetesan dari air hujan yang membasahimu. Sebanyak itulah aku yang saat ini merindukanmu.”

“Ada sebuah rasa yang sengaja kusimpan dalam diam. Ada rasa peduli yang dengan sengaja aku abaikan dalam diri dan semua itu aku lakukan dengan sengaja.”

“Saat kita sama-sama merasa dipermainkan oleh yang namanya cinta, akan tiba saat dimana engkau menyadari bahwa ada seseorang yang sangat mencintaimu. Kini tak lagi ada di tempat dimana ia berpihak dan ia telah berlalu jauh dari tempat berdirimu.”

“Aku melihat mendung di matamu, akan tetapi tangan ini diam dan tak mampu menghapus desakan lara yang tengah engkau rasakan saat ini. Langkahku pun ikut terdiam dalam ketidak berdayaan karena aku sadar, hatiku hanya sebuah hal yang sama sekali tak kau harapkan kehadirannya.”

“Aku memang terlalu dimabuk rindu yang tenggak di setiap waktu.”

“Karena aku mengerti bagaimana rasanya lelah berjuang sendirian, tidak ada bahu yang nyaman untuk tempat bersandar, tidak ada tangan yang layak untuk digenggam. Hanya ada waktu yang siap untuk membantu melupakan dan melepaskan.”

“Engkau terlihat sangat sempurna seperti bintang yang hadir di langit remang, cahayanya terpancar menebarkan pesona yang nampak sangat indah untuk dipandang. Namun sayang engkau tak lagi bisa kudapatkan. Bayangmu di udara pun melayang dengan bebasnya menembus ingatanku dan membuatku terus dan terus menginginkanmu. Doa pun tidak hentinya ku ucapkan semoga apa yang menjadi mimpi bisa menjadi nyata. Kemudian kita akan berpadu di dalam ketulusan rasa bersama.”

“Di sini, aku masih terdiam menunggumu dengan jiwa yang sepi disertai rindu yang terbendung sejak pertama engkau mengusik hati ini.”

“Kabut mengepul dan tertinggal di secangkir kopi. Senyumanmu di malam tadi melebur menjadi kenangan yang sama sekali tak bisa kulupakan sembari aku meneguk kopinya perlahan.”

“Untuk semua kedinginan, tolong jangan biarkan aku menggigil tanpa adanya hujan dan berilah aku kesempatan serta kepastikan jika ia masih ingin aku tetap bertahan dalam rasa yang mendalam.”

“Tidak ada yang lebih indah dari sebuah malam selain hadirnya dirimu bak bintang yang bersinar di langit malamku.”

“Sebelum aku menamparku dengan menggunakan sepi, belajarlah terlebih dahulu untuk memeluk lukamu sendiri.”

“Pertemuan kita mungkin hanya di batas senja. Terdapat kontribusi di antara alam dan juga semesta yang memang tidak pernah aku duga akan tetapi itu menjadi sebab mengapa aku jatuh cinta.”

“Aku mencintaimu sebagaimana kasih sayang petani yang dengan tenangnya meminta datangnya hujan supaya padinya tidak lagi merasa kehausan.”

“Cinta memang menjadi sebuah hal yang banyak dicari oleh manusia. Namun, cinta juga yang ternyata banyak memberi luka. Maka jangan pernah berani mencintai apabila engkau tidak siap untuk sakit hati. Sebagaimana aku dahulu yang tak pernah membayangkan akan sakit hati. Dan kini aku hanya bisa berdiam diri dengan semua rasa yang telah beku ini.”

“Aku harus bangkit dari berbagai keterpurukan atas rasa ini. Semua adalah konsekuensi atas luka yang aku buat sendiri. Dan kini saatnya untuk membuka lembaran baru. Menjadikan diri sendiri sebagai sesuatu yang paling berharga untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik di kemudian hari.”

“Terkadang kita memang harus merelakan sesuatu yang mungkin tidak diperuntukkan untuk kita. Dan yakinlah bahwa suatu saat akan mendapatkan yang terbaik.”

“Engkau pergi tanpa sepatah kata kepadaku. Menyisakan luka yang sangat mendalam di hati ini. Kenangan yang pernah ada pun tetap tertanam dalam diri. Dan berharap akan segera sembuh dan bangkit kembali.”

“Awalnya, dia hadir sebagai mentari. Namun kini mentari tersebut justru menyiksa hari-hariku dengan sengatnya yang begitu menyayat. Engkau menghianati diri yang sangat tulus dan setia ini. Sedangkan engkau adalah satu-satunya dambaan diri.”

“Mencintaimu akan menjadi kenangan paling nyata dalam hidup ini. Walaupun cinta yang kupersembahkan harus berakhir dengan penghianatan, namun aku sangat bahagia karena sudah pernah memilikimu.”

“Ada yang terasa hilang saat engkau tak ada. Kenyamanan, kebahagiaan, dan semuanya terasa kurang. Namun, lagi-lagi aku harus merelakan semuanya.”

“Merelakan memang menjadi hal yang sangat berat dalam hidup ini. Namun itu akan membuatmu merasakan manisnya ikhlas dan berjuang. Yang nantinya akan berujung kebahagiaan diri. Kehilangan orang yang kita sayang memang membuat perih, namun akan lebih perih lagi jika kita tahu dia tidak mencintai kita sama sekali.”

“Mengapa engkau dulu mendekatiku, jika pada akhirnya hubungan kita berujung pilu. Tulusnya cintaku kau balas dengan penghiatan darimu. Itu membuat hidupku terasa amat perih. Dan kau sama sekali tak memikirkan posisiku.”

“Membenci orang yang telah menyakiti hanya akan membuat hati terasa sempit dan semakin menderita. Jalan terbaiknya adalah dengan memaafkan.”

“Engkau pergi di saat aku sangat yakin untuk tetap bersamamu. Engkau pergi saat aku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Namun, apalah daya bahwa intinya engkau sudah tak lagi di sisi diri ini. Dan hanya satu kata yang bisa dijalani, ikhlas akan semua yang terjadi.”

“Cinta ibarat bunga yang di dalamnya ada keindahan dan juga kesakitan. Indah karena wangi dan warna bunganya, kesakitan karena ada duri yang siap menusuk. Itulah cinta. Sebuah penderitaan yang dicari oleh semua manusia.”

“Aku mungkin tak mampu mencarimu di tengah luasnya samudera, namun aku akan senantiasa menunggumu di tepi dermaga karena itu adalah satu-satunya jalan pulangmu.”

“Rindu ini memang curang, ia tak pernah berkurang, akan tetapi jangan pernah engkau ulang luka yang sudah usang dan hampir terlupakan.”

“Dari sebuah rasa yang tak bersuara biarkan kata menjadi berkelana sehingga akan tercipta sebuah karya nan sempurna dan penuh dengan makna.”

“Rindu begitu mengusik kau dan aku diam terpaku menunggu saat-saat bertemu.”

“Berilah ruang dan waktu untukku agar aku bisa berfikir barang sedikit mengapa aku yang tulus ini selalu mendapat penghianatan.”

“Begitu menjengkelkan, engkau tumbuh bersamaan dengan hujan dan akupun rela untuk basah kuyup hanya karenanya.”

“kenangan merupakan sebuah lagu ,alam yang secara tiba-tiba diputarkan oleh sebuah perasaan.”

“Seringkali aku merasa kebingungan dengan yang namanya rindu, ia selalu saja mengusik jiwa dengan tak kenal waktu. Ia sudah membuat gaduh rasaku di pagi ini dan ingin segera aku tuntaskan dengan bertemu denganmu.”

“Ketika kita sedang dalam keadaan melangkah untuk saling mendekatkan diri sebagaimana kaki-kaki hujan yang berjalan dengan rintih dan juga butik mawar yang mekar.”

“Pesan untuk para kartini di masa kini, engkau tak pernah membuang waktu sia-sia. Lakukanlah hal-hal yang sederhana seperti menyediakan pensil dan juga selembar kertas. Dengan begitu engkau akan bisa menjadikan dunia ini jauh lebih terang dari sebelumnya.”

“Bila sayang katakanlah sayang, bila cinta katakanlah cinta. Jangan pernah mencoba untuk berpura-pura sebagaimana tak ada rasa namun di hati merasa sayang.”

“Aku terdiam tanpa kata, melihat engkau bersama dia dan kau sisakan luka ini begitu saja. Sedangkan rasa yang ada masih belum binasa.”

“Sudah terlambat, suatu penyesalan tidak akan pernah berarti lagi saat waktu sudah terlanjur berlalu.”

“Terdapat harapan yang dilangitkan semoga ada rasa nyaman yang bukan hanya sekadar angan. Dan izinkanlah aku mendekap dirimu pada dinginnya malam untuk membuat rinduku padamu menjadi hangat.”

“Terkadang, kita akan dibingungkan oleh suatu sikap mereka yang mungkin suka mencari kesalahan dari orang lain lalu menertawakan hal itu seolah menjadi hal yang lucu. Sementara ia tidak menyadari bahwa dosa tidaklah selucu itu.”

“Percuma berusaha peduli apabila selalu tak dihiraukan. Enggan lagi berharap lebih apabila yang kau beri hanyalah rasa iba.”

“Haruskah aku selalu bersikap sok bodoh untuk dapat membuat engkau tertawa? Ingatlah, aku juga manusia yang memiliki rasa lelah.”

“Di dunia ini memang tidak ada yang abadi. Termasuk juga cinta. Ia bisa datang dan pergi kapan saja. Orang yang siap mencintai juga harus siap untuk disakiti. Rela melepaskan saat ternyata seseorang itu bukanlah yang terbaik untuk kita.”

“Jangan pernah memaksakan kehendak kepada orang yang dicintai. Tidak semua yang kita inginkan adalah yang terbaik. Pada intinya semua adalah proses belajar, termasuk untuk kedewasaan cinta.”

“Aku masih berdiri di ujung sepi ini. Berharap engkau kembali menoleh walau sekedar untuk melambaikan tangan tanda perpisahan di antara kita. Namun ternyata engkau sudah tidak peduli barang sedikitpun. Dan aku hanya bisa berdiam hingga hari ini.”

“Aku tidak pernah menjanjikan apapun untuk kebahagiaan kita berdua. Namun aku berjanji bahwa kita akan selalu bersama dalam keadaan apapun. Namun ternyata engkau sama sekali tidak mengingat janji itu. Dan itu membuat hatiku sangat sakit. Hingga kini aku hanya bisa merelakan semuanya. Semua rasa, kenangan dan kebahagiaan tentang kita.”

“Semua yang ada di dunia ini akan pergi. Termasuk orang yang kita sayangi. Entah dia pergi dari dunia ini, atau pergi karena memang berniat untuk pergi meninggalkan kita. Apapun alasan dia pergi, kamu harus siap kapanpun untuk mengikhlaskannya.”

“Senja di sore itu menjadi saksi akan adanya cinta kita yang telah kau akhiri. Walau sesungguhnya amat berat di hati ini. Namun aku harus bisa bangkit dari segala keterpurukan ini. Dan nantinya akan mendapat ganti seseorang yang tentunya lebih baik lagi.”

“Aku masih terdiam, tertegun karena ternyata engkau tak sebaik yang kubayangkan. Aku telah menjadikanmu satu-satunya pemilik hati ini. Namun ternyata engkau justru menjadikanku sebagai orang yang kau duakan dengan yang lain.”

“Rintik hujan menemaniku malam ini. Menemani tangisan yang kau timbulkan. Saat engkau memilih untuk pergi dari hidupku dan aku di sini harus sendiri di sini meratapi semua yang terjadi.”

“Mengikhlaskan adalah hal yang amat sulit untuk dilakukan. Terlebih untuk orang yang benar-benar kita cintai. Namun, apalah daya jika semua telah berakhir pilu. Yang tersisa hanyalah tangisan penuh sendu.”

“Mencintai adalah sebuah komitmen. Jika pada kenyataanya engkau tidak bisa berkomitmen, aku hanya bisa menerima dan mencoba bangkit untuk mengobati sayatan luka ini.”

“Kehilanganmu memang menyisakan berjuta luka, namun semua yang telah terjadi adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus diterima dan dijalani. Dan aku bahagia dengan semua yang pernah terjadi. Hanya butuh beberapa waktu untuk bisa bangkit kembali dari semua kekecewaan ini.”

“Sudahlah, jangan pernah lagi memaksaku untuk dapat melupakanmu. Karena aku sampai detik ini masih mengingat semua tentangmu.”

“Ada orang yang diam-diam mendapat luka karena melihatnya tertawa, namun bukan dia alasannya.”

“Sepagi sang embun yang menyapa mentari, sepagi itu pula rinduku menyapamu kembali.”
“Malam minggu, biarkanlah yang lain disibukkan oleh kesukaannya jalan-jala, saya cukup membuat kreasi bersama dengan sejuta kenangan dan mencoba melahirkan imajiasi. Sembari menikmati secangkir kopi yang tentu saja masih hangat supaya mendapatkan inspirasi.”

“Ada pasangan yang salin diam, padahal di dalam hatinya ada kata rindu. Ada pasangan yang ingin memulai suatu pembicaraan, namun terlalu sibuk untuk menyembunyikan detak jantung masing-masing.”

“Di sebuah beranda, akan tiba waktunya senja datang bersama dengan jingga meski hanya sementara. Dan akupun masih bertanya-tanya apakah sebenarnya yang aku rasakan ini, rindu atau apa.”

“Jika saat ini engkau mencoba untuk peduli setelah mengabaikan selama sekian lama, yang engkau dapatkan tentu hanyalah penyesalan.”

“Saat ini aku menyerah karena rasaku sudah terbuang dengan percuma. Hanya sia-siap harapanku untuk berjumpa denganmu. Ku pastikan langkahku berhenti sampai di sini. Tahukah engkau kenapa? Itu karena aku sangat sadar diri.”

“Sebelum kita berada pada titik yang disebut dengan cinta, kita sudah menjumpai yang namanya gradasi rasa. Karena itulah saat seseorang begitu mencintai, maka ia tidak akan mudah untuk melepaskan.”

“Apabila denganmu aku pernah tertawa dengan begitu lepas, maka saat ini akan sudah melepaskan engkau dengan sangat ikhlas. Sungguh yang hingga saat ini masih sulit aku terima adalah sebuah kenyataan bahwa ternyata selama ini aku hanya dijadikan pelampiasan semata.”

“Saat apa yang menjadi harapanku telah engkau patahkan, saat itu juga aku menghancurkan kepercayaanku padamu. Mungkin orang yang patah hati bisa tumbuh kembali, namun yang sudah hancur tidak akan pernah lagi menjadi utuh.”

“Bayanganmu tampak sangat nyata di sudut mata ini. Mungkinkah aku mencintaimu dengan sehebat ini.”

“Kita dapat berjumpa dan juga belajar bersama di dalam ruang maya.”

“Pergilah kemana tempat yang kau suka. Aku tahu engkau juga perlu waktu untuk sendiri. Untuk menilai diri sendiri supaya tidak lagi salah dalam melangkah.”

“Apabila tiap doa akan dikembalikan kepada kita, apa saat aku mendoakanmu engkau akan berbalik kembali kepadaku.”

“Merenungi kepergianmu sama saja dengan menyediakan suatu tempat untuk sebuah luka yang hendak berpesta dalam hati.”

“Jika aku boleh memilih, maka aku akan memilih tidak mengenalmu saja. Karena semua itu justru membuatku kini harus merasakan sakit yang tak berkesudahan. Engkau menggoreskan luka yang amat dalam di hati ini. Dan semua itu membuatku terlalu sulit untuk bisa bangkit kembali.”

“Mentari pagi senantiasa hadir temani hariku. Namun semua tetap saja hampa tanpa kehadiranmu di sisiku. Semua terasa kelam walau sinar bintang tak henti menghibur kesedihanku atas engkau yang tinggalkan duniaku.”

“Mencintai bukanlah jual beli yang harus ada tawar menawar di dalamnya. Namun, aku tak bisa memberimu waktu untuk berlama-lama lagi bersamaku karena engkau yang selalu menjadikan hubungan kita bak perdagangan.”

“Aku memutuskan untuk pergi dari kehidupanmu. Karena ini adalah yang terbaik bagiku. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain merelakan engkau bersama dengan pilihan orang tuamu. Semoga engkau bahagia bersamanya.”
“Jangan pernah menoleh kembali kepada semua kenangan tentang kita berdua. Aku sudah tidak ingin lagi membuka luka lama yang telah lama ku tutup rapat. Walau terkadang, kenangan tentangmu tiba-tiba terbesit begitu saja di pikiranku. Namun, sungguh aku tak bisa kembali.”
“Cinta mengajariku untuk belajar ikhlas. Mengajariku untuk menerima segala yang telah terjadi. Mengajari untuk merelakan kepergian orang yang paling kita cintai. Dan kini aku masih sendiri merenung di malam yang sepi.”

“Bisakah engkau memberiku waktu untuk melupakan semua tentang dirimu. Maka jangan pernah lagi muncul di hadapanku setelah semua perih yang telah engkau timbulkan.”

“Sungguh, butuh banyak waktu untukku mengobati luka ini. Berbagai cara telah aku lakukan untuk menghilangkan semua kenangan kita. Namun, semakin aku mencoba melupakan, semakin itu mengingatkanku pada semua yang pernah ada di antara kita.”

“Kepergianmu telah menyisakan jutaan kepedihan mendalam dalam diri. Engkau menghilang tanpa kabar sejak pertemuan kita di malam itu. Aku benar-benar tak sanggup jika harus hidup tanpa bayang-bayangmu. Namun semua sudah terlanjur dan aku amat menderita karenanya.”

“Saat engkau memutuskan untuk pergi, cobalah untuk membuka kembali apa yang pernah kita janjikan dahulu. Engkau dan aku sama-sama tidak akan pernah meninggalkan satu sama lain dalam keadaan apapun.”

“Aku bisa hidup tanpa bayangmu di setiap hariku. Namun tidak dengan kehilangan cintamu. Engkau amat berarti untuk hidupku.”

“Sebagaimana gelas ini, ia pernah menjadi benda yang amat indah sebelum akhirnya ia pecah. Dia juga pernah menjadi benda yang utuh sebelum akhirnya terjatuh. Seperti hati seseorang yang tengah kecewa, ia pernah bahagia sebelum akhirnya terluka.”

“Bagaimana engkau dihargai jika kau sendiri tak mau menghargai apa yang diupayakan orang lain.”

“Apakah perjuangan itu bak memasak nasi di atas kayu bakar? Engkau menunggu apinya supaya ia tak menjadi padam atau menjadi besar. Engkau selalu mengatur keadaannya agar nasinya tidak mentah atau menjadi gosong. Bahkan engkau juga meniupnya sampai wajahmu menjadi panas dan abunya pun mengenai matamu. Bahkan air matamu sampai-sampai keluar. Apa yang engkau pikirkan adalah bagaimana nasi itu bisa menjadi matang secara sempurna dan nantinya bisa dinikmati bersama. Itulah perjuangan yang sebenarnya. Apapun akan dilakukan agar semua menjadi indah pada waktunya.”

“Apakah menunggu itu bak mendaki gunung? Meski engkau tahu rasanya akan sangat lelah, terlebih bagian punggung dan juga kaki. Akan tetapi, saat engkau mencapai puncak, seketika rasa sakit tersebut akan hilang. Dan jika perlu engkau akan mendaki di medan yang lebih ekstrem lagi untuk mendapatkan puncak yang lebih indah.”

“Ku ucapkan selamat pagi untukmu yang jauh dimata namun dekat di hati. Bayanganmu bak mentari hangat yang mencoba menyusup ke sanubari. Entahlah kekasih, aku telah menelanmu selama ribuan detik namun senyum manismu seperti candu yang menyiksaku dengan rasa rindu.”
“Menunggu, seandainya itu adalah sebuah perlombaan aku memiliki hak untuk memperoleh banyak medali.”

“Ada yang membahas rindu, tidak pernah mengukur berapa jarak namun senantiasa memanjatkan doa agar bisa bertemu dan dalam diam Tuhan akan mencatat sebagai doa yang dikabulkan suatu hari nanti.”

“Aku ibarat menanti senja yang berada di ujung petang. Dengan berdiam diri hanya memeluk bayangan. Petang pun mulai meremang namun senja yang kunanti tak juga datang.”

“Engkau sama sekali tidak perlu susah payah. Engkau adalah satu-satunya di mataku dan sejauh apapun aku terbang, aku akan tetap kembali kepadamu.”

“Masa laluku, aku bisa saja berbahagia di dalam keramaian. Aku juga mampu tersenyum dalam sepi. Namun dimana engkau sekarang? Ini tidak seperti biasanya.”

“Bukankan untuk dapat mencapai tujukan diperlukan kepastian? Tidak hanya menggantungkan di sebuah pengharapan.”

“Tidak mudah untuk mengubur berjuta kenangan yang telah ada dan terajut bersamamu. Dan hati ini hanya bisa mengeluh dalam sepi, bahwa sungguh tak mudah untuk melepaskanmu pergi ke hati yang lain.”

“Jangan pernah mendekat jika tidak akan tekat dalam keseriusan menjalin suatu hubungan. Karena jika akhirnya kamu ternyata berpaling untuk ke sekian kalinya. Tentu akan ada hati yang nantinya terluka.”

“Jika aku ditanya tentang hal terberat dalam hidupku, itu adalah melupakanmu. Hati ini sudah terlanjur menaruh hati. Dan tidak bisa dipaksa tiba-tiba berhenti bak membalikkan telapak tangan.”

“Hati ini adalah daratan yang pernah kau singgahi. Saat di suatu hari engkau mencari tempat untuk berteduh, aku hadir untuk bisa menjadi tempatmu berlabuh. Namun tidak demikian denganmu yang memilih untuk pergi setelah semua ku berikan.”

“Sakit hati hanyalah satu ritme kehidupan yang harus dilalui. Yakinlah bahwa semua pasti berlalu, bagaikan badai yang lama-lama berlalu kembali seperti sedia kala. Jangan biarkan hatimu terdiam dan terluka terlalu lama.”

“Jika membawamu ke dalam duniaku hanya akan membawa luka, tentu aku tidak akan membuka pintu hati ini sejak awal. Namun, ternyata kenyataan bukanlah seperti yang aku bayangkan. Semua yang nampak indah ini sudah terasa kelam. Hanya tersisa remang-remang di ujung sana.”

“Harus ada jiwa yang tersakiti untuk menciptakan cinta yang abadi. Tidak semua sebagaimana yang diinginkan. Setiap manusia memiliki perbedaan dalam mencintai. Namun, satu prinsip mulia dalam mencintai adalah dengan tidak menyakiti yang lain.”

“Aku akan mengubur luka ini dalam-dalam bersama dengan jutaan kenangan yang telah berlalu bersamanya. Semua hanya tinggal abu yang tak berarti. Justru akan menyayat duri jika semua diizinkan untuk kembali. Buang saja semua kenangan yang pernah ada di antara kita. Jangan biarkan hatimu kembali terluka hanya karena cinta.”

“Saat aku memandang bintang, yang ku ingat adalah wajahmu seorang. Yang lamat-lamat menjauh dari hadapan. Ya, engkau telah pergi membawa sejuta mimpi tentang kita. Semoga engkau bahagia dan senantiasa baik-baik saja.”

“Aku bukanlah siapa-siapa, hanya angin lewat yang kebetulan pernah mewarnai harimu. Dan kini engkau telah melukai semua mimpi dan khayalan kita berdua. Hanya rasa benci yang tersisa dalam diri. Karena engkau menjadikan semua yang aku impikan menjadi sebuah permainan.”

“Pergilah, jika itu membuatmu menjadi lebih baik dan bahagia. Jangan pikirkan aku yang di sini terluka. Ku harap beberapa hari ke depan semua akan kembali membaik sebagaimana sedia kala. Dan engkau selalu bahagia dimanapun berada.”

“Ada rindu yang tersisa saat aku menatap ke alam sana. Teringat akan dirimu yang tak kunjung tiba dan mustahil untuk tiba. Aku hanya harus menerima, semua bongkahan rasa yang telah sirna.”

“Di selembar kertas putih ini, tintaku senantiasa menuliskan namamu, yang kemudian ku rangka di dalam sebuah bait puisi untuk melampiaskan semua rinduku padamu. Sesungguhnya rinduku ini kebingungan dalam menemukan tempat beradamu yang kerap menghilang bak senja yang menghilangkan bayangan seseorang.”

“Ucapan selamat pagi ku sampaikan untukmu yang ada di sana. Meskipun hanya melalui ruang dan dunia maya kita bisa saling menyapa. Namun, akan selalu ada harapan untuk bisa bertemu di dunia nyata dan semuanya sudah aku titipkan di dalam untaian do’a.”

“Kini, rinduku telah tersesat dan terpincang sementara tak tahu arah jalan untuk pulang.”
“Semua hal mengenai rasa telah aku tuliskan di lembaran kertas dengan judul puisi.”

“Ajarilah aku bagaimana cara agar bisa mencintaimu dengan benar hingga tidak akan ada lagi bisikan setan yang aku dengar.”

“Nyatanya kita hanya berteman, namun entah kenapa aku merasa sangat nyaman. Padahal ada jarak di antara kita yang menjadikan hati ini tak bisa bergerak.”

“Aku telah jatuh cinta kembali. Kepada seseorang dan aku tak ingin dia pergi. Tuhan tolong tegurlah aku apabila aku salah dan aku akan mencoba untuk mengalah.”

“Ini mengenai kehidupan. Mengenai seberapa kuat supaya api untuk semangat tak mudah untuk redup. Ini mengenai perjuangan, seberapa mampukah diri kita untuk bisa bertahan. Ini mengenai kehidupan, bukan mencari suatu alasan untuk dapat lari dari sebuah kenyataan.”

“Orang yang bersungguh-sungguh akan senantiasa menggenggam tanganmu dalam keadaan apapun,dan yang bersungguh-sungguh akan senantiasa setia di dalam mendoakanmu kapanpun.”

“Lama tidak bertemu, matamu tetap saja indah seperti benda yang ada di jarimu itu.”
“Patah hati adalah hal yang biasa, yang luar biasa adalah usaha buat move on.”

“Apabila aku terlahir sebagai seorang penulis, maka jangan heran jika namamu akan ku tulis dalam lembar-lembar bukuku.”

“Saat perasaan tidak lagi mampu aku tulis melalui kata, hanya hati ini yang akan bersuara, juga doa yang kubicarakan di dalam diam bersamanya. Aku berharap kita akan segera dipersatukan di dalam sebuah ikatan pernikahan yang sah.”

“Dan cinta yang lahir dari dua patahan hati yang kemudian takdir menyatukan mereka kembali.”

“Ribuan kembang api menggema di langit pagi tadi, babak baru dari perjalanan kita akan dimulai. Aku akan senantiasa berjuang untuk bisa mempertahankanmu sementara kau justru bersi keras hendak melupakanku.”

“Engkau laksana emas yang amat berarti dalam kehidupan. Hadirmu membawa nilai yang berharga dan sayang jika ku tinggalkan. Semua adalah masa rasa dan akan tetap menjadi rasa”

“Kamu ibarat lukisan yang amat indah dan menyenangkan untuk dipandang. Namun, banyak orang yang salah memaknai lukisan indahmu. Dan aku akan menjadi orang pertama yang akan melihat lukisan itu di pagi hingga malamku.”

“Hanya engkau yang mampu menciptakan kebahagiaan dalam diri di saat banyak orang yang tidak mampu mewujudkannya. Dan hanya engkau yang mengerti semua keinginan dan hal terbaik untukku.”

“Jangan membiarkan seseorang menaruh hati kepadamu, apabila kenyataannya engkau sama sekali tidak bisa memberikan seutuhnya hatimu kepadanya. Karena itu hanya akan memberikan luka.”

“Adalah hal sia-sia apabila engkau justru meratapi dan menyesali masa lalu. Maka lebih baik menyesali hal-hal yang tidak dapat engkau lakukan di masa depan.”

“Seringkali seseorang memutuskan untuk sejenak berhenti memberikan sebuah penghargaan dan perhatian kepada seseorang tidak lain hanyalah karena untuk menyadarkan betapa perhatian seseorang tersebut sangatlah berarti untuk dirinya.”

“Hal terpenting dalam kehidupan ini adalah untuk tidak menyesali segala sesuatu atau kejadian buruk yang pernah dialami. Karena biar bagaimanapun engkau menjadi seperti sekarang ini lantaran adanya berbagai hal yang pernah engkau lalui di masa lalu tersebut.”

“Meratapi cinta adalah hal biasa. Tidak sedikit pemuda yang dibutakan dan dibisukan oleh cinta. Namun, di saat engkau merasa ada di posisi yang paling rapuh, maka hal terbaik dan termudah yang bisa dilakukan adalah dengan meminta kekuatan dan petunjuk kepada Sang Maha.”

“Dalam keadaan apapun, sekalipun itu adalah putus cinta, maka janganlah merasa sepi dan sendiri. Sesungguhnya engkau memang tidak benar-benar sendiri. Akan ada Tuhan Sang Penguasa Sejati yang selalu menemani.”

“Sadarilah bahwa seringkali seseorang menjauh darimu bukan lantaran ia sangat membencimu, namun ia mencoba menghindar dari sesuatu yang disebut dengan luka.”

“Jatuh cinta adalah hal yang rumit. Seringkali cinta menuntutmu untuk tidak menjadi diri sendiri. Padahal, hal yang menjadi kebanggaan untuk sebuah cinta adalah ketika ia mampu menjadi diri sendiri dan sesudah itu ia dihargai.”

“Tahukah engkau bahwa pasangan yang paling hebat adalah pasangan yang mampu bertahan dalam suka atau duka. Pasangan yang bisa tetap bersama walau badai menerpa. Dan tetap setia walau jarak dan waktu memisahkan mereka berdua. Itulah yang dinamakan sejatinya cinta.”

“Jangan sepelekan tangisan seorang perempuan. Karena sejatinya tangisan perempuan adalah sebuah gambaran bahwa ia sudah merasa lelah dengan semua yang ada.”

“Apakah engkau masih ingat tentang dua hal yang sempat kita bicarakan ketika hujan tiba, itu adalah rindu dan juga kenangan.”

“Sampai kapanpun aku akan tetap menjadi rumah untuk ketetapan doa-doaku dan engkau merupakan surga tempat untuk ku berpulang suatu hari nanti.”

“Aku pernah memberikan pesan kepada angin supaya ia bersedia menyampaikan rasa rinduku. Dan aku juga pernah menitipkan rinduku kepada rintik hujan yang jatuh dengan berhamburan. Karena aku tidak mampu menyampaikan rindu karena rindu sendiri adalah hal yang sangat berat.”

“Dan merindukanmu merupakan bagian dari kebiasaan setiap hariku.”

“Karena aku sangat percaya bahwa semua hal yang berasal dari Allah adalah baik, meskipun salah satunya adalah kehilangan dirimu.”

“Melupakanmu bukanlah hal yang mudah, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sepi dan kesendirianku, aku masih saja memikirkanmu.”

“Satu dua dimensi terlihat bahagia tanpa adanya sedih yang ada di balik dimensi yang sebenarnya.”

“Jodoh itu ibarat skripsi yang memerlukan revisi berkali-kali di universitas yang dikenal dengan universitas kehidupan. Kemudian sampai kepada tahapan sidang penentu mengenai lulus atau tidaknya seseorang menuju ke pelaminan.”

“Pahitnya karena dikhianati memang selalu memberikan sebuah pelajaran. Akan tetapi kita harus sadar bahwa persahabatan merupakan segalanya dan selamanya. Oleh karena itu semua akan kembali baik-baik saja sebagaimana sedia kala.

“Masih ada hari untuk kita menyelesaikan kisah yang diiringi dengan untaian do’a. Dan sekiranya tidak lagi menghadirkan kenangan supaya bisa kututup semua sub bab dari kerinduan dengan kesimpulan berisi senyum kebahagiaan dan kerelaan.”

“Di saat engkau berserakan di dalam deretan puisi yang kubuat, namun di dalam hariku engkau akan senantiasa abadi dan tertata rapi di ruangan yang paling dalam.”

“Saat waktu menolak untuk bersatu, namun hati kita memaksa untuk menunggu dan akupun dengan tanpa ragu memilih untuk mengginginkanmu, apakah engkau masih memiliki kepedulian kepadaku?”

“Kita memerlukan ruang tersendiri supaya bisa lebih mengerti apakah masih saling cinta atau hanya kebiasaan semata.”

“Aku bangun saat masih pagi sekali dan menyirami rinduku supaya ia tak layu sambil menunggunya untuk engkau petik.”

“Engkau tidak butuh gula untuk secangkir rindu, cukup dengan menambahkan sepotong kenangan agar rasanya bisa lebih manis.”

“Aku bukanlah orang yang mudah untuk jatuh cinta. Dan sekalinya aku cinta, kadang aku jatuh dengan begitu gampangnya.”

“Betapapun engkau pernah merasakan yang namanya sakit hati, jangan pernah merasa takut dengan yang namanya jatuh cinta sedikitpun. Karena suatu hari nanti engkau akan benar-benar menemukan sosok yang mampu menjadikan hidupmu lebih bahagia dan juga berwarna.”

“Cinta sejati di dalam dunia dan seisinya itu bukanlah sebuah cinta yang diberikan kepada seseorang tertentu, namun sebuah cinta yang tulus kepada Sang Maha Pencipta.”

“Melupakan memang terkenal sebagai hal yang paling sulit. Sebenarnya karena faktor yang sederhana, yaitu Anda belum pernah belajar untuk melupakan sebelumnya.”

“Hal terpenting dalam kehidupan ini adalah dengan mensyukuri setiap apa yang saat ini ada padamu. Kemudian menjadikan semua masa lalumu sebagai kenangan dan pembelajaran untuk dapat menjadi pribadi yang terbaik di masa depan.”

“Saat engkau tengah bertemu dengan seseorang yang  mampu menghapus kesedihan dan juga air matamu, maka pertahankanlah ia karena bisa jadi ia adalah orang yang terbaik untukmu.”

“tahukah engkau bahwa sebenarnya yang dinamakan terluka bukan hanya sebab cinta. Ada banyak orang yang melepaskan hal yang masih ada di genggamannya karena ia merasa bahwa itu akan menjadi pilihan paling baik.”

“Segala hal yang tengah terjadi di dunia fana ini adalah pembelajaran yang diberikan Tuhan kepada semua manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik bahkan sempurna.”

“Jangan sekali-kali menyiakan orang yang benar-benar tulus dan ikhlas kepadamu karena suatu hari kamu akan menyesal dengan keputusan itu.”

“Menjadi hal yang sangat menyulitkan apabila kita jatuh cinta kepada seseorang namun sama sekali tidak mengetahui bagaimana cara terbaik untuk dapat mempertahankan rasa tersebut.”

“Banyak orang yang bertanya-tanya soal kebahagiaan. Namun kebahagiaan sendiri adalah hal yang masih abstrak dan sulit untuk didefinisikan. Akan tetapi, kebahagiaan adalah hal yang semestinya dijemput, bukan ditunggu. Maka jemputlah kebahagiaanmu sendiri-sendiri.”

“Jangan pernah merasakan bosan ketika sebagian waktumu habis untuk membuat orang lain bahagia. Meski nantinya engkau harus melepaskannya agar bisa benar-benar menjadikannya bahagia.”

“Saat mencintai seseorang, jangan sebatas mencintai apa yang menjadi kelebihannya. Namun cintai juga yang menjadi kelemahannya. Karena dengan begitu, akan ada proses saling melengkapi dan itulah yang dikenal sebagai kesempurnaan cinta.”

“Saat kau bosan untuk menunggu seseorang, ingatlah bahwa perjalananmu sudah teramat panjang dan akan sayang jika tidak dilanjutkan.”

“Pagi hari memang menjadi waktu terbaik untuk melakukan perenungan. Namun, jangan sampai engkau kehilangan nikmatnya pagimu untuk merenungkan hal-hal yang menjadi penghalang masa depanmu.”

“Cinta seolah menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Namun manusia tetap bisa hidup tanpa cinta. Kehidupan ini tak lain adalah pengalaman dimana cinta akan menjadi salah satu coretan kenangan antara aku dan dia.”

“Jangan pergi setelah sekian lama ia kembali karena itu akan membuatmu merasakan berat hati yang sesungguhnya.”

“Aku sangat suka menulis. Dan aku sangat menyukai putaran serta ayunan kata-kata yang berkelindan di dalam emosi manusia dengan sangat indahnya.”

“Aku mengawali pagi dengan untaian al-Fatihah di bibir lembut dengan memujinya atas semua nikmat yang diberikan pada jum’at berkah ini ditemani dengan seribu untaian doa.”

“Engkau bak pelangi di saat senja yang nampak sangat indah namun hilang dalam sesaat.”

“Kusampaikan terima kasih. Setidaknya ada kamu yang senantiasa menciptakan tawa lepas dalam diriku di tengah-tengah segala lara dan luka yang ada. Aku menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan saat bersamamu.”

“Dusta yang ada di atas kertas akan berpijak pada hati yang mudah sakit.”

“Pagi hari ini aku tidak ingin menuntut mu mengenai janji. Biar engkau merasakannya sendiri menggunakan hatimu supaya engkau menjadi mengerti arti dari cinta sejati yang suci”

“Jendela yang sengaja engkau tutup itu merupakan semua benih tumbuh dan setiap rasa yang mengajariku tentang cemburu.”

“Setidaknya aku dan kamu berlayar di kapal yang sama dan kita sama-sama tidak tahu kemanakah ombak nantinya akan membawa.”

“Jangan pernah lagi kau menyembuhkanku dengan lukamu. Jujur, aku sudah tidak mau berbagi luka dengan orang yang menjadi sumber lukaku.”

“Berbahagialah engkau karena tugasmu tidak melulu mengenai menyenangkan hati orang yang membencimu.”

“Aku memiliki hutang rindu padamu dan aku tidak tahu kapan akan membayarnya.”

“Kita sudahi saja sore ini katamu lalu sejak kapan sebenarnya kita sungguh memulainya.”

“Tampak di luar sedang panas sementara aku justru basah kuyup karena hujan yang turun di kelopak matamu.”

“Hai mantan, bagaimana kabarmu? Kalau engkau mau sehidup semati bersama dengan pasangan yang sekarang, ayolah kita mendaki gunung bertiga. Dan sesampai di puncak nanti akulah yang akan mendorongmu ke jurang supaya kalian menjadi pasangan yang abadi.”

“Cinta memang tidak dapat ditebak. Jika bisa ditebak namanya bukan cinta lagi, namun teka teki silang.”

“lihatlah, purnama yang tengah berdendang di antara kawanan bintang yang kerlap kerlip. Menumbuhkan ribuan syair cinta. Sementara hatimu adalah sandaran selamanya.”

“Letak kesetiaan seorang tengah diuji kala seorang laki-laki sedang tidak memiliki apapun di dalam hidupnya.”

“Harapan akan cinta akan bisa membangkitkan semangatmu. Namun, dalam hidup hanya memikirkan cinta. Karena ada banyak cara untuk menikmati hidup tanpa sekedar membahas cinta.”

“Tidak semua yang menjadi keinginan akan dikabulkan. Tidak semua yang buruk di dalam pandangan kita adalah yang buruk di pandangan lainnya. Maka dari itu, yang terpenting adalah bagaimana cara untuk menjadi orang paling bijaksana.”

“Waktu ibarat harga bagi manusia. Dan setiap hari akan menjadi hal yang sangat berharga. Maka jangan pernah menunggu waktu yang paling tepat untuk memulainya.”

“Saat engkau ingin mencintai seseorang,  jangan pernah melihat kepada rupanya. Karena kebaikan dan ketulusan tidak terdapat pada rupa.”

“Cukuplah cinta menjadi penerang hati yang tengah menyendiri. Biarkan rindu yang menyelimuti malam nan sepi. Hidup ini memang terasa semakin indah sejak ada yang namanya cinta hadir di dalamnya.”

“Untuk membuat seseorang menyadari betapa pentingnya sebuah kedekatan, ada kalanya seseorang perlu menjauh. Dengan begitu, semua akan belajar dari pengalaman bahwa kebersamaan tidak akan pernah bisa dibeli dengan apapun.”

“Seringkali suatu keputusan untuk berhenti dan diam bukan berarti sebuah ungkapan menyerah. Namun itu tidak lain adalah sebuah kesadaran bahwa semua yang ada di antara dua orang sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Dan berhenti adalah cara yang terbaik.”

“Sendiri memang seolah mendapat luka. Namun, berdua dan dekat dengan seseorang yang ternyata sama sekali tidak memiliki perhatian adalah hal yang lebih menyiksa.”

“Untuk dapat mengerti indahnya dicintai, sebaiknya engkau belajar bagaimana mencintai. Karena di dalam keduanya ada hal yang sama sekali tidak dapat dilepaskan.”

“Dibalik sebuah kegagalan di dalam menggapai mimpi dan keinginan, engkau harus yakin bahwa semua keputusannya adalah yang terbaik untuk hidup dan masa depanmu.”

“Yang terberat dalam hidup ini adalah saat semua yang menjadi impian kita yakini, namun berjalan dengan tidak sesuai rencana.”

“Mencintai memang menorehkan luka tersendiri. Namun, ada hal indah yang tak bisa diungkapkan saat seseorang memilih untuk mencintai. Dan itulah yang dinamakan dengan keindahan cinta.”

“Bersandar di bahumu adalah cara terbaik saat semua yang ada terasa kelam dan tidak bersahabat. Dan hanya engkaulah satu-satunya tempat bersandar terbaik yang pernah ku temui.”

“Aku memilihmu bukan karena suatu alasan tertentu. Pilihanku atasmu tidak lain adalah karena semua yang ada pada dirimu.”

“Jangan pernah menyesali cinta yang tak berakhir sesuai keinginan diri. Karena darinya engkau belajar tentang arti sebuah pengorbanan, penantian dan keikhlasan.”

“Aku datang membawa sepucuk kebahagiaan untuk kita lalui bersama. Disertai nyanyian rindang pepohonan di tambah senyuman manja dari mekar bunga di taman.”

“Kemudian aku harus apa? Haruskah aku mengeringkan nestapa dengan mencoba menemukan obat penawar luka di peraduan jingga itu.”

“Lantaran ketulusan hanya sebatas predikat saja saat sebuah cinta yang ada bertepuk di sebelah tangan.”

“Cahaya untuk lentera memang tidak pernah mampu mengalahkan pesona terangmu yang ada pada binari matamu. Sekalipun di dalamnya ada tumpukan peluh dengan kesabaranmu, namun engkau selalu tegar sekalipun ombak samudra menghapus semua tubuh. Engkau selalu belajar dari semua makna kehidupan ini dan jelasnya diksiku ini tidak akan pernah mampu menerjemahkan apapun yang berhubungan dengan dirimu. Dan kau adalah satu-satunya perempuanku ibu.”

“Apabila adanya rindu bisa membuatku merasakan gelisah, maka mengapa rindu harus ada? Apabila rindu tak mampu membuat kita bertemu, rasa hanya terkurung di ruang yang kedap, merasakan sebuah rindu yang terlarang.”

“Langkah kaki untuk mengambil suatu risiko memang lebih baik jika dibandingkan dengan diam untuk menghindari risiko, sukses itu memerlukan sebuah perjuangan. Bukan dengan melepaskan suatu kesempatan.”

“Seringkali kita memang harus keluar dari zona yang nyaman menuju kehidupan yang lebih baik dan juga menantang.”

“Mengapa harus pergi, di luar sana, hujan semakin menjadi. Tinggalah barang sejenak di sini. Duduk berdua dengan ditemani kopi.”

“Aku menangis di sini dengan kesetiaanku. Sementara engkau tertawa di sana dengan penghianatan yang engkau lakukan. Apabila ini memang caramu untuk bisa mendapatkan kebahagiaan, baiklah aku rela merasakan sakit yang mendalam dan menyesakkan dada ini. Aku harap kamu tidak salah dalam memilih jalan dan tempat untuk singgah.”

“Hai masa lalu, di penghujung mala mini pikiranku berhalusinasi dengan cukup kejam. Karena engkau menancapkan luka begitu dalam hingga berhasil merobek hati ini. Sanggupkah aku walau sekedar merasakan rindu padamu? Sedangkan engkau tampak semakin larut di dalam hangatnya dekap peluk seseorang yang menjadi penggantiku. Aku akan membiarkan semua itu meski engkau memilih untuk tertawa dan bahagia di atas penderitaanku. Karena aku sangat percaya akan ada sesuatu yang indah menghampiriku suatu saat nanti.”

“Memperjuangkan di dalam kenyataan, dengan melawan pahitnya rasa kelaparan. Demi untuk menampung receh atas sebuah belas kasihan. Akan tetapi, malang sekali tidak ada satupun yang perhatian.”

“Semoga suatu saat kita bisa berlabuh di pelabuhan yang sama, semoga kita selalu dalam genggaman hingga mencapai usia senja. Bersamamu merupakan suatu keseriusan dan mendoakanmu adalah sebuah keharusan. Damailah pujaan hatiku. Aku akan selalu mencintaimu.”

“Bolehkah malam ini sejenak sana menjadi milik dari air mataku?”

“Kesedihan bukanlah yang yang patut diratapi. Adanya kesedihan mengajarkan kepada manusia tentang arti sebuah kebahagiaan. Dan tidak selamanya sedih itu sebuah keburukan karena sejatinya darinya kita belajar.”

“Aku menantimu di tempat yang pernah kita janjikan bersama. Bahwa sore itu engkau akan datang. Namun nyatanya engkau tidak mengingat janji yang telah kau ucapkan bersama.”

“Cintaku berujung sepi. Rinduku tak semanis yang ku bayangkan kemarin. Dan semua terasa kelam saat engkau tak lagi ada di sini.”

“Biarkan rasa yang bersemayam dalam diri ini tetap menjadi rasa. Karena mengembalikannya kepadamu pun aku tak bisa. Semua telah sirna kecuali rasa yang ku biarkan untuk tetap abadi di hati ini.”

“Perih hati ini bak sayatan pisau yang tajam. Tak kunjung terobati karena dalamnya luka yang disematkan. Namun, aku akan tetap menjadi seperti apa yang kau harapkan. Walau kini kau sendiri tak bisa ditunggu dalam penantian.”

“Sore ini aku ucapkan selamat berbahagia padamu yang memilih cinta lainnya. Tak perlu kau khawatirkan rasaku yang tetap bersemayam dalam diri ini. Karena hanya rasa itu yang bersedia menamaniku kala tak seorang pun mengerti tentang isi hati ini.”

“Aku berbahagia dengan kamu yang saat ini berbahagia. Semoga kebahagiaan ini tetap menjadi sesuatu yang bahagia, hingga nantinya kau tak akan menemui lagi satupun ketidak bahagiaan dalam diri.”

“Sepucuk surat yang kau berikan masih ada pada tempatnya. Jangankan sekedar membaca, memandang pun aku tak kuasa. Karena aku tahu isinya akan sangat menyiksa.”

“Apa yang kau pilih adalah yang terbaik. Jangan pernah mengisinya dengan keraguan dan kepedihan. Cukup aku saja yang merasa pedih karena cinta yang menyiksa ini.”

“Jangan pernah memilih jika engkau sama sekali tak bisa mempertahankan pilihanmu itu. Karena sekali memilih engkau telah memutuskan untuk tidak memberikan luka kepada siapa yang engkau pilih.”

“Ada cinta yang berakhir luka. Ada luka di antara mahligai cinta. Itulah kehidupan dunia. Semua akan datang dan pergi sesukanya. Manusia hanya perlu mensyukurinya.”

“Saat aku hanya bisa menyebutmu dalam do’a, itulah bukti rasa yang sebenarnya. Dan cara terbaik untuk mengungkapkan rasa.”

“Bintang bertabur di langit malam. Altar rasa yang mendera sudah sampai pada ujung penantian. Dan aku masih berdiam menanti rasa yang tak kunjung sampai adanya.”

“Keindahan yang ada pada dirimu memang tidak sebanding dengan aku yang hanya apa adanya. Namun janjiku untuk membahagiakanmu adalah hal terbaik yang bisa aku berikan.”

“Ketulusan adalah ruh dalam cinta. Kesetiaan adalah bumbunya dan semua hanya bisa dilakukan dengan kesungguhan dan komitmen.

“Pagi ini sengaja ku racik aksara, kemudian aku tuangkan secangkir rasa yang dinamakan rindu, kubiarkan semua terkenang bersama dengan kenangan. Hingga semuanya menjadi bertumpuk dan tumpah hingga akhirnya kembali aku seduh dengan aroma pertemuan di antara kita. Supaya rasa ini tidaklah menjadi sia-sia dan menjadi sesuai untuk nantinya kita lewati bersama-sama.”
“Mengapa masih belum tidur padahal aku sangat menunggumu untuk hadir di dalam mimpi indahku.”

“Aku menyukai bagaimana engkau berhasil membuatku jatuh cinta. Kemudian menghadiahkan sebuah luka kemudian memilih untuk pergi seolah tidak ada yang pernah terjadi di antara kita berdua.”

“Pada kenyataannya, menyimpan jutaan rasa seorang diri memang menimbulkan sakit yang amat menyesakkan dada. Membuat hati yang kian terluka menjadi pilu. Sempat mencoba bertahan, akan tetapi pada akhirnya harus memaksa diri untuk rela melepaskan. Mengapa? Karena aku sudah berjuang dengan sendirian. Terima kasih ku sampaikan untuk goresan perih yang selama ini telah kau beri. Saat ini aku sudah berhasil melepas semua bayangan tentang kita dengan cara dan usahaku sendiri.”

“Aku menatap bintang pada kesunyian malam. Sekilas melintas sebuah bayang kelam yang perlahan kuhempaskan. Akan tetapi, ia enggan untuk pergi. Lalu, bagaimana rasa ini bisa menentukan pilihan, akankah pergi atau bertahan. Hatiku sudah terluka sangat parah. Juga hatinya.”

“Ku ucapkan selamat pagi kepada Sang Mentari yang menyambut hangat pagiku. Sambil aku menikmati racikan kopi aroma khas. Semoga langkah dan juga semangatku diiringi dengan do’a dan lindungannya.”

“Saat ini, engkau merupakan ingatan yang paling buruk bagiku. Karena bayangmu selalu menjelma menjadi sosok yang untuk diingat kembali sangat tidak pantas. Begitu juga seluruh kenangan tentangmu dan kita. Semua sudah lenyap bersama dengan berlalunya sang waktu.”

“Pancen lali, opo iku ngapusi? Ning ngarep wong tuwoku sliramu tahu janji arep dadekne aku sawijine katresnanan. Nanging nyatane kowe malah ngelali, milih lungo tanpa pamit. Bar ngono kepincut karo rondo anak siji. Kowe wes sewelas sasi blas orang bali.”

“Kesunyian itu memang menusuk jiwa, menyesali canda tawa, menyalahkan jalannya waktu, semua asa dan harap sudah terkurung di ujung nestapa yang kian menderu.”

“Misalnya kotak crayon hendak memberikan warna di dalam hidupku, aku akan melukiskan senyuman di hari-hariku. Dan setiap menit detik, senantiasa tentangmu.”

“Hanya ucapan terima kasih yang kini mampu ku ucapkan padamu. Sungguh perih yang kau timbulkan benar-benar menikam hati ini.”

“Terima kasih banyak karena engkau masih bersedia menjagaku walaupun kita sangat jarang bahkan tak lagi bisa bertemu, ikatan batin di antara kita tidak akan pernah terputus, meski maut sekalipun yang mencoba memisahkan.”

“Setelah sekian lama aku hidup dalam penantian cinta, kini aku merasa menjadi yang paling bahagia karena memilikimu pujaan hati yang paling kucintai.”

“Mencintai seseorang membuat hidup ini semakin indah dan berwarna. Ada banyak kejutan dan kebahagiaan yang tersimpan rapi dalam kotak kenangan berdua. Dan kamu selamanya hanya kamu.”

“Bukanlah sesuatu yang salah apabila engkau memilih untuk mengagumi sosoknya. Namun sadarilah bahwa mungkin engkau melabuhkan hati kepada orang yang salah.”

“Seringkali waktu membuat jarak di antara kita semakin jauh. Namun cintaku tidak akan pernah menjauh karena sudah kutancapkan pada hati yang terdalam.”

“Terkadang kita memang tidak perlu menunjukkan bahwa hati kita kenapa-napa walaupun sesungguhnya sedang terjadi apa-apa.”

“Puncak dari kesetiaan cinta adalah saat keduanya sedang berjauhan namun sama-sama masih menjaga rasa itu sampai waktu akan mempertemukan keduanya kembali.”

“Cinta sesungguhnya adalah hal yang sangat sederhana. Namun, ia bisa mengubah hidup seseorang.”

“Hal yang paling berharga adalah memiliki cinta. Namun, tak selamanya cinta menjadi indah. Ia akan lekang oleh waktu jika engkau tak menjaganya. Maka jagalah cintamu dan jangan kau biarkan ia membahana.”

“Aku berdiri di dalam sepi. Menunggu engkau datang membawa setumpuk mimpi. Dan rasa ini akan segera pulih kembali setelah sekian lama didera penyakit rindu yang membara.”

“Ada yang bilang cinta itu adalah sebuah kesengsaraan, tapi bagiku ia adalah kekuatan. Kekuatan untuk bisa menjadi lebih baik dan memberikan segalanya untuk yang dicintai. Kekuatan untuk bisa bertahan di dalam keadaan apapun.”

“Aku mencintaimu tanpa tahu apa arti cinta itu sendiri. Yang ku tahu, engkau adalah hidupku. Engkau adalah bahagiaku. Dan engkau segalanya bagiku. Aku menyebutnya sebagai cinta itu sendiri.”

“Setangkai mawar putih yang kau hadiahkan di malam ulang tahunku masih ku simpan rapi. Begitu pula kenangan sebelum kita berpisah adalah hal berharga yang mesti aku kenang selalu. Dan ku harap engkau juga begitu, menjaga semua kenangan dan harapan kita bersama.”

“Engkau laksana keindahan yang tak terdefinisikan. Semua yang engkau miliki adalah kesempurnaan yang akan membuat hariku menjadi lebih berwarna dan berarti.”

“Ku ingin sampaikan rindu melalui mentari yang nampak masih malu-malu. Dunia ini memang kejam karena menyisakan rindu mendalam di sela-sela cinta kita berdua. Namun, aku bahagia karenanya karena dengan begitu, hanyalah kamu satu-satunya dan akan selalu seperti itu selamanya.”

“Cinta akan membawamu kepada altar suci yang namanya ikatan kebersamaan. Ia akan mengajakmu merangkai masa depan jika benar-benar dijalankan. Ia juga akan mengajarimu untuk senantiasa bersabar di dalam segala cobaan.”

“You are the only one in my life. I want you every time in my day. You are my sun and m everything that be able to make my life perfectly.”

“I love you. But I know you like her so much. Let me save my missing until tomorrow I can forget everything about you.”

“I am waiting for you to complete my day. I know you always think about me there. Now is the time to be the best person in this world and tomorrow we can life together until die separate us.”

“For long time, I like you. You is my star that give me light every moment. But you choose to ask your happiness with some one else. I know my heart is very broken. But I try to let you with your happiness.”

“Life not only about love. But to get the perfect of life, we need love for other people. And you are my love in my life. I hope we always together forever.”

“Every morning, I say to the air about my feel to you. Every day I miss you. You always there in my prayer.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar